Program Pamsimas Dinilai Sia-sia, Warga Desa Pendreh Tetap Sulit Mendapatkan Air Bersih

BARITORAYAPOST.COM (Muara Teweh) – Berharap air bersih mudah didapatkan, sehingga program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (Pamsimas) dilaksanakan di Desa Pendreh kecamatan Teweh Tengah kabupaten Barito Utara provinsi Kalimantan Tengah. Namun tidak sesuai harapan warga.


Faktanya sejak proyek tersebut selesai dilaksanakan pada tanggal 29 September 2018 yang lalu dari sumber air sungai Ambau wilayah area cagar alam Pararawen, dengan jarak tempuh aliran air menggunakan pipa (Paralon) ke pemukiman warga Desa Pendreh kurang lebih 3 Kilometer (KM) yang tertampung di bak penampungan air dan kemudian dibagi ke tiap-tiap rumah dinilai gagal.



Menurut keterangan warga pengerjaan proyek dinilai asal-asalan. Proyek tidak fokus dikerjakan dan selalu terhambat pelaksanaannya dan tidak dikaji terlebih dahulu, juga terkesan tertutup, baik penggunaan anggaran maupun pekerjaan.


Hal tersebut dikeluhkan warga desa setempat RT 03, Santo (47) tahun. Dikatakan pria yang memiliki satu anak ini, harus menyita waktu dan tenaga untuk mendapatkan air bersih yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-harinya.


“Kami bersama warga yang lain sangat menyayangkan kinerja yang dilakukan pihak Pamsimas maupun yang terlibat pada proyrmek tersebut. Karna sampai saat ini program air bersih yang katanya bisa digunakan sampai kerumah tidak berjalan dengan baik, alias gagal,” ucap Santo kepada awak media Baritorayapost.com via whatsapp, Senin (27/04/2020).

Bacaan Lainnya



Santo juga menjelaskan bahwa dari jumlah kurang lebih 150 rumah warga belum mendapatkan air bersih, walaupun pipa yang digunakan untuk mengaliri air sudah terpasang didepan rumah, namun tidak berfungsi. Bahkan Santo bersama warga lainnya harus menggunakan kendaran dan alat tampung air untuk mendapatkan air yang cukup jauh dari rumah.


“Air yang dialirkan hanya sampai di bukit kaki gunung, yang jaraknya dari ujung kampung, sekitar 300 meter. Masyarakat atau warga desa pendreh tepatnya RT 03 terpaksa menggunakan motor membawa galon atau derigen untuk mengambil air yang mengalir di kaki bukit gunung,” ungkap Santo.


Mewakili warga lainnya, Santo berharap proyek tersebut benar-benar tepat sasaran dan bermanfaat untuk semua warga desa. Bisa digunakan secara menyeluruh sehingga dapat berfungsi sesuai harapan.


“Kami masyarakat desa Pendreh sangat berharap air bisa mengalir kedalam rumah, tetapi kenyataannya belum bisa, sedangkan pipa air sudah terpasang semua di depan rumah. Air memang sudah mengalir tetapi belum bisa sampai kerumah masing-masing warga masyarakat desa Pendreh,” pungkasnya.


Program Pamsimas berasal dari pusat untuk desa, dan di tunjuk koordinator dalam pelaksanaan tersebut dengan menggunakan dana sharing dari APBN, APBD dan APBDes. Dalam hal ini Desa membentuk KKM untuk pengerjaan program tersebut dibentuk dari hasil rapat. Sedangkan pengawasan atau pendamping pelaksanaan pekerjaan oleh pihak Pamsimas.


Saat dihubungi awak media ini via telepon seluler kepada kepala Desa Pendreh. Belum dapat terkomfirmasi sampai berita ini dinaikan. (YCP/Tim/Red)

Pos terkait