
BARITORAYAPOST.COM
(Kuala Kurun) - Seringnya dibuat resah masyarakat khusus di Kabupaten Gunung Mas
(Gumas) terjebak dalam pemberitaan. Pasalnya, belakangan ini, kerap kali
meresahkan dan tak tanggung-tanggung disebar melalui di media sosial( medsos)
khususnya facebook.
Menyingkapi itu Ketua PWI Gumas, Poppy Oktovery mengimbau
masyarakat agar lebih selektif mencari referensi ragam informasi atau berita,
dengan cerdas dalam memahami berbagai pemberitaan yang kian marak.
“Masyarakat selaku pembaca mesti bersikap dewasa saat
menemukan berita atau informasi di internet, jangan langsung percaya apalagi
disebarluaskan. Terlebih apabila berita itu sifatnya berpotensi memecah belah
persatuan bangsa,” jelas Popy, Jumat (12/2/2021).
Ia maminta, dengan
masyarakat juga dituntut mengetahui perbedaan antara karya jurnalistik
atau bukan. Sebab tidak semua berita yang tersebar di internet adalah karya
jurnalistik.
“Jika mengacu pada kaidah dan etika jurnalistik, maka setiap
pemberitaan yang diterbitkan perusahaan pers pasti mampu dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Berbeda dengan tulisan yang menjurus pada opini pribadi maupun
berita palsu, ini memang sengaja disebar untuk menimbulkan keresahan dan tujuan
negatif lain,” tegasnya.
Jika pun informasi dalam suatu pemberitaan faktual, maka
semestinya penulis wajib melampirkan berbagai jenis bukti, baik itu foto/gambar,
rekaman suara atau video/visual pada setiap pemberitaannya.
“Satu hal yang wajib dalam karya jurnalistik, yaitu harus
mencantumkan identitas narasumber. Jika menemukan berita tanpa identitas
narasumber yang jelas, maka pembaca patut waspada,” pesan dia.
Lantaran, maraknya
aktivitas wartawan gadungan dan pemberitaan palsu di daerahnya, maka sejak
tahun 2020 lalu PWI Gumas,
telah menjalankan program pengenalan jurnalistik ke berbagai desa di 12
kecamatan.
“Tahun lalu program kita sudah dilakukan ke desa-desa di Kecamatan Kurun, Tewah dan Mihing Raya.
Rencananya tahun 2021 kami akan menyasar wilayah lain. Dengan harapan, agar masyarakat dan
pemerintah desa/kecamatan mengetahui betul apa saja tugas dan profesi
kewartawanan,” ujarnya.
Kendati itu ia
berharap, melalui sosialisasi pengenalan jurnalistik tersebut, maka berharap masyarakat mampu menyadur
berbagai informasi palsu, membedakan wartawan profesional dan tidak. Juga rangka meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya suatu informasi.
“Semoga melalui kegiatan ini dapat meminimalisasi
pemberitaan hoax dan meningkatkan wawasan, serta kesadaran masyarakat untuk tidak mudah dipecah belah atau
terprovokasi berita palsu,” tandasnya. (Cp/BRP)
No comments:
Write comment