
Berdasarkan hasil invetigasi dan laporan pihak korban kepada awak media, korban membeberkan bahwa pihaknya bersama peserta lain yang ikut Arisan Bersama merasa dirugikan hingga puluhan korban peserta arisan dengan nilai kerugian mencapai kurang lebih ratusan juta rupiah yang tidak bisa dipertanggungjawabkan oleh yang mengaku bandar Arisan yang berinisial NT (40 thn) yang juga warga sekitar.
Menurut Tuti, seperti kebiasaannya Arisan diperkampungan hanya bermodalkan kesepakatan saja, itupun terkadang tidak melalui kesepakatan hitam diatas putih secara tertulis, namun saling mempercayai.
"Arisan yang dikocok terlebih dahulu tinggal menunggu waktu jatuh tempo pembayaran oleh sang bandar kepada pesertanya, namun apa yang diharapkan pesertanya tabungan yang disetor selama ini, malah tidak dapat kemabali seutuhnya yang ada adalah hanya kerugian belaka, meski dibayar hanya sepotong-sepotong dan penuh dengan janji belaka saja," ucap Tuti saat memberi keterangan kepada awak media di kediamannya, Rabu (07/04/2021).
Tuti yang menjadi salah satu korban Arisan menjelaskan bahwa bandar yang memegang dana arisan warga telah berdalih dan ada dugaan penipuan yang bermoduskan Arisan untuk mendapatkan uang dengan cara memimjam uang dengan nilai ratusan juta rupiah kepada orang yang berduit dengan jaminan arisan.
"Apa yang terjadi, janji arisan yang dijaminkan itu tidak kunjung ada alias omong kosong belaka. Sang bandar hanya bisa membayar sebagian kecilnya saja," ungkap Tuti.

Dengan waktu yang cukup lama hingga berjalan 1 tahun dan ditahun terakhir ini, hingga akhir ini dirinya dirugikan masih bersisa 99 juta rupiah. "Sudah jelas bandar bakal tidak mampu lagi membayarnya kerena banyak lagi korban lainnya yang juga belum dibayar hasil Arisan itu, dan ini akan kita bawa keranah hukum melalui pengadilan," lanjut Tuti.
Selaras dengan yang dikatakan korban ibu Tuti, secara terpisah awak media menelusuri peserta Arisan lainnya yang turut menjadi korban uang dengan berkedok Arisan Bersama.
Nasib yang sama dirasakan Jumiati (60) tahun serang wanita paruh baya warga sekitar yang juga menjadi korban sebanyak 2 juta rupiah, tidak pernah lagi dibayar dan bahkan menurut Jumiati sang bandar sulit untuk diajak komonikasi.
Merasa jenuh dan ada dugaan pihaknya memgacam kepada yang mengaku bandar Arisan apa bila tidak membayar dalam waktu dekat maka akan membawa perkara ini keranah hukum.
"Kita akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum karena sudah banyak lagi yang menjadi korban lainnya yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu. Ada beberapa orang yang mengaku pasrah saja," pungkasnya (YCP/Tim/Red)
No comments:
Write comment