Pangdam XVIII/Kasuari: Ketahanan Masyarakat Adat Papua Barat Harus Terus Dijaga, Jangan Sampai Hilang.

Bacaan Lainnya

BARITORAYAPOST.COM (Manokwari) – Ketahanan masyarakat adat Papua saat ini harus dijaga karena adanya pengaruh luar budaya asing. Selain adat, agama juga penting karena mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia.

Hal tersebut dikatakan Pangdam saat memberikan materi dalam acara diskusi sehari para-para masyarakat adat yang mengusung tema mengawal Otonomi Khusus (Otsus) dalam bingkai NKRI demi pembangunan berkelanjutan di Papua Barat, di Swiss Bell Hotel Manokwari, Kamis (28/10/2021).

Acara tersebut digelar Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua Barat dengan menggandeng Pangdam XVIII/Kasuari, Kapolda Papua Barat, Kepala Kesbangpol Papua Barat dan Ketua Fraksi Otsus DPR Papua Barat sebagai pembicara.

Pada kesempatan tersebut Pangdam mengatakan Pemerintah sebagai regulator dengan LMA ini harus satu visi, masyarakat adat harus dinamis, adaptif tidak boleh statis.

“Kita sebagai masyarakat adat Papua harus melakukan lompatan-lompatan untuk menjadi masyarakat yang unggul dalam percepatan pembangunan sehingga nanti tidak akan tertinggal,” katanya.

Pangdam menyampaikan sudah memanfaatkan dana Otsus untuk menyiapkan sumber daya manusia terkait dengan 1.000 Bintara Otsus, Orang Asli Papua, selain itu juga membangun sekolah unggulan Sekolah Taruna Nusantara Kasuari.

Ia juga mengungkapkan, kunjungan Presiden dan Wakil Presiden beberapa waktu lalu ke Papua Barat menunjukkan perhatian Pemerintah yang luar biasa kepada wilayah ini.

Terkait dengan peran adat di bidang Ipoleksosbud dan Hankam, ia menegaskan ideologi yang ada saat ini di Indonesia adalah Pancasila dan harus dijunjung tinggi termasuk di Papua Barat.

“Adat juga sebagai struktur perantara, sebagai suatu cara kebiasaan orang Papua ini semua harus adaptif jangan statis dan harus dijaga. Adat sebagai perantara antara Pemerintah dengan masyarakat,” ujarnya.

Pos terkait