“Bung Hatta dibesarkan dengan latar belakang keluarga Ayah yang agamis dan cenderung konservatif sedangkan sang Ibu seorang pedagang yang moderat,” jelasnya.
Terkait dengan pemikiran Bung Hatta mengenai politik luar negeri yang bebas aktif, Zulfadli juga menjelaskan bahwasanya Bung Hatta memiliki konsep politik luar negeri yang sangat bagus dan masih relevan jika diterapkan dalam kondisi hingga saat ini.
“Jadi, pada saat itu ada dua kekuatan blok besar antara blok barat yang diisi oleh Amerika dan juga blok timur yang diisi oleh Uni Soviet. Di posisi itu Bung Hatta dengan tegas tidak memihak kedua belah blok, namun bisa secara tegas dan mandiri bahwa Indonesia memiliki cara tersendiri yaitu menjadi subjek bukan menjadi objek sesuai dengan tulisan Bung Hatta dalam bukunya,” urainya.
Lebih lanjut Halida Hatta juga menjelaskan sosok Bung Hatta berusaha menghadirkan peri kemanusiaan di taman Internasionalisme. Bung Hatta selalu menekankan bahwa peri kemanusiaanlah yang menjadi landasan bertindak Bung Hatta.
“Bung Hatta selalu menekankan mengenai peri kemanusiaan di segala lini kehidupan, baik untuk dalam negeri maupun luar negeri, konsep berdaulat, bersatu adil dan makmur,” pungkasnya (Penkogab3)