baritorayapost.com, PULANG PISAU – Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) bersama Satgaswil Detasemen Khusus (Densus) 88 Wilayah Kalimantan Tengah mengadakan kegiatan sosialisasi Strategi Pencegahan Radikalisme, Terorisme dan Ekstremisme di Kalangan Pelajar, di dua sekolah , yakni MAN 1 dan SMA 1 Pulang Pisau, Selasa (29/7/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Plt Kepala Kesbangpol Pulang Pisau, Reliasi, Ketua Tim Unit Pencegahan Satgaswil Kalimantan Tengah (Kalteng), Ganjar Satriyono, Perwakilan dari Kejaksaan Pulang Pisau, Polres Pulang Pisau, TNI, Kepala Sekolah, serta para siswa siswi MAN 1 Pulang Pisau dan SMA 1 Pulang Pisau.
Plt Kepala Kesbangpol Pulang Pisau, Reliasi, mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi Pencegahan Radikalisme, Terorisme dan Ekstremisme di Kalangan Pelajar ini merupakan kolaborasi Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau melalui Kesbangpol dengan Satgaswil Detasemen Khusus (Densus) 88 Wilayah Kalimantan Tengah dengan tujuan untuk pencegahan radikalisme, terorisme dan ekstremisme di kalangan pelajar.
” Untuk kegiatan sosialisasi hari ini kita laksanakan di 2 titik lokasi, yakni MAN 1 Pulang Pisau dan SMA 1 Pulang Pisau, dalam upaya pencegahan radikalisme, terorisme dan ekstremisme di kalangan pelajar sejak dini, ” ucap Reliasi Selasa (29/7/2025).

Sementara Ketua Tim Unit Pencegahan Satgaswil Kalimantan Tengah (Kalteng), Ganjar Satriyono mengungkapkan bahwa pencegahan radikalisme, terorisme, dan ekstremisme di kalangan pelajar dapat dilakukan melalui berbagai upaya, termasuk pendidikan, penguatan literasi digital, dan peningkatan peran keluarga.
” Peran generasi muda sebagai garda terdepan dalam menangkal paham-paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila harus terus perkuat, salah satunya melalui kegiatan sosialisasi di sekolah-sekolah, ” ungkap Ganjar Satriyono
Melalui kegiatan sosialisasi, kata Ganjar, pihaknya ingin membangun kesadaran sejak dini agar para pelajar memahami ciri-ciri radikalisme dan tidak mudah terpengaruh oleh ajakan atau konten yang menyimpang, khususnya di media sosial.
Ganjar juga menekankan pentingnya peran guru, orang tua, dan lingkungan sekitar dalam mendampingi pelajar agar tidak mudah terpapar paham-paham ekstrem.
“Radikalisme bisa masuk secara halus. Oleh karena itu, kita harus membangun sinergi semua pihak-baik aparat, institusi pendidikan, maupun masyarakat,” tegas Ganjar Satriyono (BS/BRP)