BARITORAYAPOST.COM (Buntok) – Akibat dampak pandemik COVID-19 mematikan itu, metode pembelajaran tatap muka berubah menjadi sistem daring atau jarak jauh menggunakan informasi dan teknologi (IT).
Namun, metode pembelajaran tersebut dinilai pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Barito Selatan (Barsel) Kalimantan Tengah (Kalteng), terkait dengan mutu dan kualitas pendidikan jauh dari harapan bersama.
Pasalnya, pembelajaran secara daring menggunakan IT banyak terkendala leletnya jaringan internet atau terbatasnya fasilitas jaringan internet pada suatu daerah. Sehingga, metode pembelajaran secara daring menggunakan IT tersebut, tidak sepenuhnya berjalan dengan baik.
Walau pun kita ketahui bersama, para guru atau tenaga pendidik dibantu oleh pemerintah melalui Telkom terkait dengan isi fasilitas kuota internet setiap bulannya, demi kelancaran pembelajaran secara daring menggunakan IT dimaksud tersebut tetap berjalan.
Tidak hanya itu saja, para peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara daring menggunakan IT tersebut, ada sebagian terkendala tidak memiliki fasilitas berupa Leptop atau Hand Phone (HP) pintar jenis android.
Karena, di kabupaten berjuluk “Dahani Dahani Tuntung Tulus” ini, diketahui lebih dari 30 persen orang tua peserta didik tidak dapat memberikan fasilitas Leptop dan HP pintar jenis android itu bagi putra dan putrinya, lantaran keterbatasan perekonomian keluarga mereka.
“Di kota saja terbatas, apalagi di desa. Meski pun HP android itu ada, namun milik orang tuanya. Jadi penggunaannya banyak terbatas,” ujar Kepala Disdik Barsel Drs Su’aib M AP saat dikonfirmasi Baritorayapost.com, Senin, (10/01/2022) di ruang kerjanya.
Akan tetapi lanjut dia, pada 2022 ini banyak program pemerintah menyediakan fasilitas digitalisasi bagi sekolah. Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja, IT yang sudah mempunyai perangkat program digitalisasi pemerintah mencapai 98 persen.
“Jadi Alhamdulillah tahun ini ada droping, jadi ada cukup banyak bantuan pemerintah bagi sekolah,” demikian pungkas Su’aib. (Amr/Red/BRP).