baritorayapost.com, PULANG PISAU – Kabupaten Pulang Pisau merupakan kabupaten endemis penyakit frambusia sejak 2014. Agar menjadi kabupaten yang bebas dari frambusia telah dilakukan kegiatan berupa pemberian obat pencegahan massal pada tahun 2016 serta pemeriksaan darah penduduk pada tahun 2017-2019 dengan hasil tidak ditemukan kasus frambusia.
Menindalanjuti perihal tersebut, Tim Assessment Frambusia Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI yang terdiri dari Ketua Tim, Dr.dr Triyunis Miko W,MSc, dr. Yudo Irawan,Sp.KK,Subsp Ven, FiNSDV, Yatinawati, SKM, M.Epid dan Yety Intarti, SKM, M.Kes melakukan Penilaian Eradikasi Frambusia di Kabupaten Pulang Pisau.
Kegiatan penilaian oleh tim assessment frambusia Kemenkes RI tersebut dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Kesehatan setempat, Rabu (8/11/2023).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Pande Putu Gina membenarkan bahwa di Kabupaten Pulang Pisau saat ini sedang dilakukan Penilaian Eradikasi Frambusia di Kabupaten Pulang Pisau.
Dimana kata dr Pande, di Kabupaten Pulang Pisau telah dilakukan kegiatan surveilans frambusia sampai dengan 2023, sehingga telah memenuhi persyaratan dasar dan administratif.
” Di Kabupaten Pulang Pisau sekarang ini sedang dilakukan penilaian oleh tim assessment frambusia Kemenkes RI yang didampingi tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, ” ucap pria yang akrab disapa dr Pande, Rabu (8/11/2023).
Tim tersebut kata dr Pande, melakukan pemeriksaan dokumen dan wawancara terhadap 12 Puskesmas yang dilaksanakan di aula Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, selanjutnya assessment frambusia Kemenkes RI yang didampingi tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Tim melakukan kunjungan lapangan ke Puskesmas Bereng Kecamatan Kahayan Hilir.
dr Pande menyampaikan bahwa Dinkes Kabupaten Pulang Pisau beserta jaringan telah berupaya maksimal dalam melakukan eradikasi Frambusia.
” Dengan dilakukan penilaian frambusia ini kita berharap Kabupaten Pulang Pisau lolos sebagai kabupaten bebas frambusia dan mendapatkan sertifikat eradikasi frambusia, ” harap dr Pande Putu Gina. (BS).
