Statement Dewan Gumas, Tahura Lapak Jaru Jangan Dirusak

BARITORAYAPOST.COM (Kuala Kurun) – Taman Hutan Raya (Tahura) Lapak Jaru, Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas (Gumas), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), merupakan objek wisata dan bagian dari aset kabupaten setempat. 

Objek wisata tersebut berpotensi bisa mengalami kerusakan keragaman hayati, mengingat adanya beberapa Perusahaan Besar Swasta (PBS) yang masih beroperasi di sekitar kawasan itu.

Bacaan Lainnya

Sehingga, pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gumas angkat bicara. Pihaknya meminta, agar PBS yang beroperasi di kawasan tersebut jangan sampai merusak objek Tahura Lapak Jaru itu.

“Kita semua tau Tahura Lapak Jaru merupakan salah satu objek wisata potensial dimiliki Kabupaten Gumas. Karena itu kami ingin operasi dari PBS disana, supaya jangan sampai merusak keragaman hayati yang ada di sekitar wilayah Tahura Lapak Jaru itu,” ucap Anggota DPRD Kabupaten Gumas Polie L Mihing, Jumat (30/09/2021) di Kuala Kurun.

Dijelaskan dirinya, dalam menjaga objek wisata Lapak Jaru, perlu adanya kebersamaan yang sifatnya saling memiliki. Agar lanjut dia, keragaman hayati di sana tetap terpelihara dengan baik.

Oleh sebab itu, agar keberagaman hayati tetap terjaga di areal Tahura Lapak Jaru tersebut, diperlukan tembok pembatas disepanjang area PBS yang beroperasi.

Mengapa tembok pembatas tersebut dibuat, sambung dia, dengan tujuan agar limbah PBS yang beroperasi di sekitar objek wisata Tahura Lapak Jaru tidak merusak keberagaman hayati di sana.

Lantaran itu, dirinya mengajak semua pihak, baik itu pemerintah, PBS yang beroperasi di sekitar Tahura Lapak Jaru untuk bersinergi memikirkan terkait dampak kerusakan lingkungan di sekitar objek wisata tersebut.

“Adanya tembok supaya limbah PBS tidak mengalir ke Tahura Lapak Jaru. Artinya kelestariannya lingkungan tetap terjaga dari generasi ke generasi. Ini semua harus dipikirkan dalam pembangunan tembok itu dapat melibatkan PBS yang beroperasi di kawasan tahura,” katanya.

Mengapa perihal itu sangat penting untuk dijaga kelestariannya, karena Tahura Lapak Jaru disebutkan memiliki luas kawasan 4.119 hektar. Kawasan objek wisata dimaksud merupakan punggung bukit berbentuk segi delapan.

Punggung bukit berbentuk segi delapan itulah tempat pertemuan tujuh hulu anak sungai, yakni, Sungai Kurun, Saluhan, Jajuang, dan Manyangan yang mengalir ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan, serta Sungai Sirat, Mahiyak, Asem, dan Taran yang mengalir ke DAS Kapuas.

Nah, objek wisata Tahura Lapak Jaru tersebut begitu banyak potensi flora dan fauna yang harus terpelihara dengan baik. 

“Jangan sampai rusak oleh perilaku yang tidak bertanggungjawab. Mari kita jaga bersama, ini demi kebaikan masyarakat Kabupaten Gumas,” terangnya.

Tidak sampai di situ saja, Polie juga mengungkapkan, kawasan Tahura Lapak Jaru juga memiliki wisata alam yang menarik, seperti air terjun Bawin Kameloh, Sahai Unyang, Saluhan, dan Air Terjun Bahandang. 

“Ditambah lagi di objek wisata Tahura Lapak Jaru, ada Goa Kelelawar dan Goa Lapak Jaru,” jelasnya.

“Dalam kawasan Objek Wisata Tahura Lapak Jaru juga memiliki keragaman jenis tumbuhan. Dan ditemukan 422 spesies serta 88 jenis burung, diantaranya burung Rangkong Gading, Rangkong Badak, Kangkareng Hitam, dan Enggang Klihingan,” demikian pungkasnya. (Cp/Red/BRP).

Pos terkait