Berbahan Dasar Kayu, Seorang Penyandang Disabilitas Ini Mampu Ciptakan Karya Seni Yang Menakjubkan

BARITORAYAPOST.COM (Tamiang Layang) Secara Otodidak, Timotius Leleury (41) tahun warga Desa Hayaping Kecamatan Awang Kabupaten Barito Timur provinsi Kalimantan Tengah. Dengan ketebatasan fisik (Disabilitas) yang terletak pada kedua kakinya, pria dari suku keturunan Ambon – Dayak ini tetap semangat untuk bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup, menafkahi keluarga dari hasil karya seni yang dimilikinya.

Dari penelusuran jejak kehidupan Timo yang di rangkum tim awak media Baritorayapost.com.  Timo adalah pria berbakat dari beberapa bidang, sebelumnya Suami dari Ririn Puspita ini sempat menjadi Fotografer yang tidak kalah hasil fotonya dengan Fotorafer profesional, bahkan Dia sering mendapat orderan untuk membuat foto dan video dokumentasi perkawinan dan lainnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, bekerja keras merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi, walaupun memiliki tubuh dengan keterbatasan fisik, hal tersebut tidak menjadi alasan baginya. Selain menjadi Fotografer, Timo juga mampu membuat perhiasan dari batu akik yang sempat ramai pada masanya dan menjadi peluang bagus untuknya, namun pada saat penggemar batu akik tidak lagi banyak, dirinya pun mencari peruntukan lain.

Selang beberapa waktu keberuntungan berpihak pada Timo, saat itu Dirinya diajak bekerjasama dengan salah satu perusahaan tambang batu bara (PT. Maslapita) yang melirik bakatnya dan langsung direkrut oleh pimpinan management perusahan yakni, (almarhum) Desta Susila yang semasa hidupnya sangat tertarik dengan bakat dan kemampuan Timo dari karya seni di berbagai hal, diantaranya membuat patung dan mengukir atau melukis gambar bahkan dari bahan bongkahan batu bara.

Pekerjaannya di fasilitasi oleh PT. Maslapita tidak berlangsung lama setelah kepergian pimpinan, Desta Susila kepada sang pencipta, namun hal itu tidak membuatnya patah semangat, Timo tetap lanjutkan bakat dan kemampuannya untuk tetap bekerja, walaupun tidak memiliki kantor atau ruang yang cukup seperti layaknya pekerja pada umumnya.

Diatas teras papan yang hanya berukuran kurang lebih 2×4 meter di depan rumahnya dan menggunakan alat seadanya dengan bahan dasar dari kayu dapat menciptakan karya seni kaligrafi dan ukiran dari berbagai bentuk yang Dia tekuni agar bisa menghasilkan rupiah.

Hasil karyanya ada bermacam-macam jenis dan sangat menakjubkan, seperti Jam dinding, asbak rokok dan hiasan ukir yang bisa diletakan diatas meja ataupun dalam lemari kaca dan sebagainya. Bahkan hiasan dinding pirografi tampak memiliki nilai tersendiri, sehingga menjadi daya tarik bagi pembeli. Selain itu Dia juga membuat suvenir dari kayu yang bisa digunakan untuk acara perkawinan maupun lainnya.

Nasib baik pria pekerja keras yang ramah dan mudah bergaul ini mendapat peluang yang cukup menjanjikan dari perusahaan tambang berkelas yakni, PT. Adaro Indonesia yang memberikan bantuan pemberdayaan pada program CSR, bahkan Timo mendapatkan pesanan untuk membuat suvenir. Hal tersebut berkat caranya menjalin hubungan baik kepada temannya yang juga salah satu karyawan PT. Adaro Indonesia.

Diakui Timo, bakat dan kemampuan yang dimilikinya didapat melalui Media sosial atau video Youtube yang juga dianggap sebagai gurunya, dengan mengamati mencoba dan terus belajar sampai bisa, sehingga kemampuan tersebut menjadi peluang usaha dengan membuat suvenir atau kaligrafi berbahan sederhana namun memiliki nilai tinggi dari karya seni buatannya yang dapat menghasilkan uang.

“Saya memiliki kempuan secara otodidak, belajarnya dari melihat video Youtube. Kemudian Saya coba dan terus mencoba sampai bisa membuatnya, dan usaha membuat suvenir atau kaligrafi berbahan kayu ini saya tekuni kurang lebih satu tahun ini,” ucap Timo saat awak media mewawancarai di rumahnya beberapa waktu lalu.

Timo juga menyebutkan, karya yang dibuatnya memiliki harga yang bervariasi, tergantung dari motif dan tingkat kesulitan pada pengerjaannya. Untuk harga satu buah hasil karyanya berupa hiasan dinding, Timo memberikan harga mulai dari yang terkecil Rp175 ribu hingga yang terbesar dan rumit saat pembuatannya berkisar Rp400 ribu.

Adapun Ririn seorang istri yang selalu setia mensuport dan turut membantu menjalankan usaha kecil yang dilakukan suaminya berharap agar ada yang mendukung usahanya baik pihak perusahaan maupun dari Pemerintah.

“Sampai saat ini belum ada bantuan atau sejenisnya dari Pemerintah Kabupaten Barito Timur. Kami sangat berharap ada bantuan dari Pemerintah, agar usaha ini dapat berkembang, baik untuk permodalan, penjualan hingga pemasarannya,” pungkasnya. (YCP/Red)

Pos terkait