Kepala Dispertan Gumas Rodi Aristo, bersama jajaran, Pabung 1016 Plk Mayor Inf Wiyanto dan jajaran, Perwakilan BPTP Kalteng Susilawati dan petani ketika menijau lokasi tanam jagung di Tewah, Kamis (13/2/2020).
BARITORAYAPOST.COM (Kuala Kurun) – Kelompok tani jagung pipilan atau jenis hibritda yakni kelompok Biwit Jaya yang ada di Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas (Gumas), untuk luas tanaman yang menjadi percontohan atau demplot, luasnya diperkirakan sebanyak 25 hektare. Hal itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Gumas melalui Dinas Pertanian (Dispertan) bekerjasama dengan BPTP Provinsi Kalteng dan TNI. Sehingga, sudah mulai menyusun serta menetukan lahan yang akan diberdayakan kedepan.
“Kita bekerjasama dengan BPTP Kalteng ini sebenarnya menata serta memberikan percontohan petani jagung yang ada di kecamatan Tewah ini, sebab selama ini jagung dinilai masyarakat kita masih rendah, maka dengan adanya 1 kelompok mengerjakan 25 Ha ini nanti bisa menjadi contoh dan meningkatkan produktivitas, idealnya 10-11 ton perhektar, bagi tanaman jagung hibritda ini, harga perkilonya Rp.3000, bayangkan dalam ton,” ucap Rodi Aristo, Kamis (13/2/2020).
Kepala Dispertan Gumas Rodi Aristo mengatakan, kegiatan penanaman jagung ini, sebenarnya untuk memacu serta melakukan pengembangan produksi, supaya jagung yang selama ini dianggap sesuatu dinilai rendah, namun dengan program percontohan ini dapat meningkatkan produktivitas petani khususnya petani jagung.
“Dalam hal pengembang jagung ini sejalan dengan program pemerintah, salah satunya Dispertan, dengan tanaman jagung ini nanti menjadi prioritas, sehingga manjadi salah satu upaya mencapai target smart agro itu,” bebernya.
Sementara itu, Pihak dari BPTP Kalteng Susilawati mengatakan, bahwa pendampingan dari pihaknya terkait penerapan inovasi teknologi. Jadi kedepan, harus mengetahui dahulu, apa yang akan dikerjakan baik itu kondisi tanah, seperti pengunaan varitas kemudian pengunaan pupuk, cara tanam hingga pengendalian hama penyakit perlu diawasi.
“Kita akan kawal, dan terkait ini juga program daerah, tentu kita juga bersama-sama dengan dinas kemudian stake holder itu untuk mensuport kegiatan ini bisa berhasil. Nah, karna kita masuk pada kelompok-kelompok tani di Gumas ini tergolong pemula untuk tanam jagung ini, jadi kita benar-benar dilibatkan secara terpadu,” ujar Susi.
Lebih lanjut dikatakannya, dari pihak TNI seperti dari Babinsa dari dinas dilibatkan dan Petugas PPL, sehingga ketika semua hal tersebut dapat berjalan. Tentunya, harus ada dukungan dari pemerintah daerah, maka penyuluh nantinya akan dibekali melalui pelatihan serta budidaya jagung tersebut.
“Maka semuanya, yang tergabung ini nanti setelah kita bekali akan diaplikasikan dilapangan, dan petani sendiri sangat luar biasa menyambut program ini, dan dilihat respon petani di Tewah ini bagus sekali untuk jagung, karena apa nilai usaha ekonomi jagung ini menjajikan dan pasarnya pun sudah tersedia, sehingga ini yang menjadi daya tarik petani kedepan,” demikian Susi. (Yes/Red/BRP)
Menurutnya, sekitar enam ton saja hasil pencapaian petani, dalam sekali panen saja. Hasilnya sudah lumayan pendapatan. Apalagi lahan, di Kelurahan Tewah tersebut sangatlah baru dilakukan pengembangan jagung hibritda, dan program ini sudah sejalan dengan program pemerintah dengan mengalakan smart agro dan sesuai dengan RPJMD.