Food Estate: Petani Minta Produk Kalteng Dijual Dengan Merek Sendiri

BARITORAYAPOST.COM (Gadabung) – Program Food Estate di Kalimantan Tengah bukan lagi mimpi. Melainkan sudah menjadi kenyataan. 


Rombongan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mendampingi rombongan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengunjungi salah satu pusat pembangunan food estate. Yaitu Desa Gadabung dan Desa Belanti Siam Di wilayah Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Sabtu (12/9/2020).


Kedatangan mereka adalah dalam rangka penanaman perdana yang akan dilakukan Presiden Jokowi pada akhir September 2020 ini. 


Yang menarik, kedatangan para pejabat provinsi dan pusat itu bertepatan dengan menguningnya sebagian tenaman padi di Desa Gadabung dan Belanti Siam. Karena itu, baik Gubernur maupun Menteri Syahrul Yasin mencoba menggunakan mesin panen terpadu (combine rice harvester). Yaitu mesin pemanen sekaligus perontok padi. 


Gubernurpun mencoba mengemudikan kendaraan pemanen keliling sawah hingga dua putaran. Hal yang sama juga dilakukan Menteri Syahrul. 

Setelah memanen padi, dalam acara dialog, para petani bertanya tentang hasil panen dan pemasarannya. 


Selama ini, pemasaran hasil panen tidak diurus dan dilindungi oleh pemerintah. Petani merasa banyak menderita kerugian di saat  panen. Diantaranya, harga jual yang rendah, dan ketika beredar di pasaran, beras yang berasal dari desa tersebut dijual dengan merek daerah lain. “Kami ingin agar beras hasil panen kami dijual dengan merek Kalteng, “kata salah seorang petani yang dibenarkan oleh petani lain. 





Dalam sambutanya, Gubernur Sugianto Sabran mengungkapkan bahwa program food rstate di Kalteng akan dapat mendorong dan meningkatkan pembangunan, baik di sektor infrastruktur, perekonomian, maupun kesejahteraan masyarakat,


“Harapan kita dengan adanya pertanian terpadu, ada peternakan, perikanan, hulu dan hilirnya akan dibangun di sini dengan total food estate ini, dengan semangat kerja yang tidak pernah kendor,” ungkap Gubernur Sugianto.


Ia juga menjelaskan saat ini tidak hanya produksi padi saja namun produksi jagung dalam kurun waktu 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang sangat pesat.


Disebutnya, sejak tahun 2015, produksi jagung di kawasan itu 8.940 ton pipilan kering. “Tahun 2019 produksi jagung sebesar 71.000-118.000 ton pipilan kering. Naik hampir 1.000 persen,” ungkapnya.


“Selain pemerintah Kabupaten Pulang Pisau yang terus meningkatkan program kerakyatan, dimana membantu program peternakan, perikanan hingga pertanian, juga nantinya mendapatkan alat mesin pertanian (Alsintan) dari pemerintah pusat untuk mendukung pertanian ketahanan pangan di Pulang Pisau,” lanjut Edy Pratowo.


Sementara itu, Mentan RI H. Syahrul Yasin Limpo memberikan sejumlah arahan, mengenai berbagai hal yang harus dipersiapkan, menyambut  kunjungan kerja Presiden dalam rangka penanaman perdana di kawasan itu. 


“Harus betul-betul clear banget. Semua harus aman. Persiapan harus dipersiapkan tiga hari sebelum kedatangan rombongan Presiden RI atau H-3. Kita mulai dari gladi di sini. Nanti, kita atur supaya betul-betul ‘apik’ atau rapi. Semua (hamparan lahan pertanian) hadapannya, bisa dilihat langsung oleh beliau (Presiden),” papar Syahrul. 


Selain itu, Syahrul menjelaskan, food estate ini terdiri atas aneka produk pangan. “Di sini (lokasi rencana penanaman perdana) ini bukan hanya padi, jagung, tetapi jeruk, kelapa. Lalu  itik itu sekitar sini kan ya, (serta) ikan langsung kita lepas,” lanjutnya. (yes/red/BRP)

Pos terkait