Demikian dilaporkan the guardian.com baru-baru ini. Selain itu, ia juga ketahuan
makan di restoran mahal serta hotel mewah dalam perjalanan dinas keluar negeri utk mempersiapkan Tokyo tuan rumah Olympiade 2020.
Apa yang dia lakukan sebenarnya tidak melanggar hukum. Tetapi rupanya hal itu melanggar etika, dan membuat gubernur Tokyo malu dan mengundurkan diri.
Masalahnya dimulai pada bulan April, ketika sebuah majalah mingguan mengungkapkan bahwa dia telah menggunakan mobil-mobil resmi untuk melakukan lusinan perjalanan keluarga ke villa di sebuah resor mata air panas di selatan Tokyo.
Bulan lalu, ia mengaku ada tagihan hotel dan restoran swasta yang berkaitan dengan perjalanan dinas.
Juga terungkap bahwa ia telah menghabiskan lebih dari 200 juta yen (sekitar Rp20 miliar) untuk delapan perjalanan ke luar negeri selama dua tahun menjabat. Perjalanan selama seminggu ke Paris dan London akhir tahun lalu sehubungan dengan persiapan Tokyo untuk Olimpiade 2020 harganya sekitar 50 juta yen (Rp6 miliar), dengan Masuzoe terbang dengan pesawat kelas satu dan tinggal di suite mewah.
Biaya untuk perjalanan itu termasuk lebih dari 9 juta yen (Rp1,25 miliar) untuk tagihan hotel dan 14,4 juta yen (Rp2 miliar) untuk tiket pesawat Masuzoe dan rombongannya.
Sekali lagi, jumlah dananya sangat wajar untuk sebuah perjalanan dengan rombongan/delegasi yang besar. Tetapi, karena persepsi publik menilai sebagai pemborosan, maka rasa malu tak bisa dibayar, kecuali dia mengundurkan diri
. (Yes/Red/BRP).