Harga CPO Melesat Naik Hingga Lebih dari 3%. Negara Mana Saja Pembeli Paling Lahap?

BARITORAYAPOST. COM (Jakarta) – Relaksasi lockdown Covid-19 di berbagai negara telah meningkatkan kembali konsumsi CPO. Peningkatan itu terjadi secara sporadis merata terutama negara-negara India Cina dan beberapa negara di Eropa. Peningkatan harga CPO kali ini sangat signifikan terutama jika dilihat dalam jangka waktu satu semester terakhir peningkatan harga itu mencapai lebih 3%, melebihi harga komoditi bahan bakar lain seperti batu bara dan BBM.


Sebagaimana dilansir beberapa media di Malaysia yang menyebutkan transaksi CPO sepanjang pekan terakhir melonjak tajam.


Sepanjang pekan ini CPO menguat 3,04% ke level 2.758 ringgit per ton. Bahkan pada Selasa (4/8/2020) lalu, harga CPO mencapai level 2.080 ringgit per ton. Lonjakan ini tercatat sebagai peningkatan  level tertinggi sejak Februari lalu. 


 Kenaikan sebesar 3,04 persen tersebut jauh di atakoks harga minyak yang hanya naik 2,17%. Sedangkan harga batu bara yang justru terkoreksi 1,6%.


Permintaan  minyak nabati mulai meningkat seiring dengan relaksasi lockdown yang terjadi di banyak negara. Terutama negara-negara importir  CPO. Seperti India, Uni Eropa dan China.


Dikabarkan, hubungan Malaysia dan India yang semakin membaik ditambah adanya penetapan bea ekspor nol persen hingga akhir tahun menjadi faktor yang mendorong permintaan berangsur naik


Kebijakan dalam negeri Indonesia juga menciptakan iklim yang kian positif.


Misalnya semakin menguatnya kebijakan Pemerintah Indonesia untuk menaikkan konten biodiesel menjadi 40% atau  B40.


Program pemerintah Indonesia ini mau tidak mau akan meningkatkan konsumsi CPO dalam negeri. Hal ini mengindikasikan harga CPO masih memberi gambaran optimistik. (yes/red/BRP).

Pos terkait