BARITORAYAPOST.COM (Tamiang Layang) – Dimulai dari bakat dan keterampilan dalam membatik hingga membentuk lembaga LPK Wihellie sejak tahun 2010, wanita (76) tahun asli suku Dayak Ma’anyan yang berdomisili di Tamiang Layang kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur (Bartim) Provinsi Kalimantan Tengah, Sophia Blantan Luhulima turut melestarikan dan memperkenalkan seni budaya kepada generasi penerus.
Usaha yang digelutinya sejak tahun 2015 dengan jenis usaha menjahit, membatik dan komputer, menjadikan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan sebutan Mawar Saron ini membuka peluang usaha bagi penerus yang mau belajar berkarya dan membuka usaha dari keterampilan membuat batik tulis. “Dengan bakat yang saya miliki dalam seni membatik, saya juga mengajarkan kepada siapa saja yang mau ikut menuangkan bakatnya melalui kursus,” ucap Sophia kepada awak media Baritorayapost.com, pada event Bazar Mini Usaha Mikro Kecil Bartim di kompleks wisata Lewu Hante Pasar Panas, Kecamatan Benua Lima, Sabtu (07/12/2019).
Menurut Sophia, seni membuat tulis khas Dayak Ma’anyan adalah sebuah trobosan dalam melestarikan budaya khas Dayak melalui batik sangatlah perlu dikembangkan, selain menapilkan karya dan budaya daerah, bisa juga menunjukan kepada masyarakat luas bahkan negara lain ciri khas ukiran atau lukisan Dayak Ma’anyan khususnya.
“Selain di Bartim, saat ini kita juga sudah memasarkan ke Palangkaraya dengan berbagai jenis pakaian seperti Blus, Gress, Gaun, Kemeja, Kaos dan juga pernak-pernik seperti Kalung, Sumping (ikat kepala) wanita dan Lawung untuk pria. Kita juga membuat sendiri pakaian tersebut dan bahannya sendiri kita dapatkan dari Jawa,” ungkap Sophia.
Diteruskannya, Sophia menyebutkan peminat yang mengikuti khusus di tempatnya pada saat ini yang ikut proses membatik sebanyak 7 orang yang sudah cukup profesional dan yang masih dalam pelatihan sebanyak 10 orang, ujarnya.
“Saya berharap kepada pemerintah, usaha yang kami jalani ini dapat disalurkan dan dikembangkan, setidaknya kita bisa bekerja sama untuk memunculkan batik yang juga karya asli Bartim dengan motif seni Dayak Ma’anyan agar bisa dipakai sebagai seragam pada pegawai negeri atau dinas terkait,”pungkas Sophia.
Pada intinya kita memperkenalkan budaya Dayak maanyan melalui seni tulis batik dengan ciri khas ukiran budaya Gunung Perak. Dari harga yang termurah dengan ukuran 2 meter seharga Rp. 260.000 dan dengan harga yang termahal mencapai Rp. 340.000 dengan motif batik tulis yang penuh untuk satu blus atau kemeja, jelasnya.