![]() |
|
|
BARITORAYAPOST.COM (Buntok) – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Zainal Khairuddin mengatakan, untuk mempercepat menurunkan angka stunting di kabupaten setempat diperlukan langkah aksi cepat.
“Yaitu dengan cara melakukan koordinasi dengan lintas sektoral yang berperan strategis terkait stunting tersebut,” katanya Jumat, (25/06/2021) kepada awak media via telepon seluler di Buntok.
Selain itu lanjut politisi PPP Barsel ini, diperlukan komitmen bersama dalam upaya percepatan penanggulangan dan menurunkan angka stunting di Barsel.
“Sebab dengan langkah tepat dan komitmen bersama, maka target percepatan penurunan angka stunting di daerah ini akan tercapai dengan baik,” ucapnya.
Oleh sebab itu dirinya mendukung langkah aksi yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barsel yang telah melaksanakan aksi ketiga dari delapan aksi percepatan penurunan angka stunting di kabupaten yang berjuluk “Dahani Dahanai Tuntung Tulus” ini.
“Oleh sebab itu kami berharap dengan berbagai langkah yang dilakukan lintas sektoral di daerah ini, angka stunting bisa terus turun,” harapnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Barsel, drg Daryomo Sukiastono mengutarakan, rembuk stunting yang telah dilaksanakan merupakan salah satu dari delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi di kabupaten setempat ini.
Untuk prevalensi stunting di Barsel ini sekitar 17 persen dan diharapkan hingga pada 2024 mendatang, angkanya bisa terus turun lebih dari 10 persen. Mudah-mudahan dengan dilaksanakannya rembuk stunting ini juga, tercipta sinergi yang baik antar lintas sektor.
“Untuk selanjutnya bersama-sama menangani dan melakukan sejumlah kegiatan dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah ini,” papar dia.
Karena, untuk memastikan konvergensi intervensi tersebut diperlukan komitmen bersama dan dirinya sangat berharap komitmen dari semua khususnya peserta rapat rencana aksi konvergensi ini.
“Sehingga target indikator pembangunan dalam bidang kesehatan khususnya percepatan penurunan prevalensi angka stunting pada anak dibawah usia dua tahun dapat tercapai dengan baik,” imbuh dia.
“Dengan demikian secara otomatis derajat kesehatan akan meningkat, sehingga generasi penerus memiliki kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar dan berkompetisi sebagai modal dasar pembangunan di kabupaten setempat,” pungkasnya. (Amr/Red/BRP).