Menakjubkan, Ternyata Bartim Mengalami Penurunan Angka Stunting, Ini Penjelesannya!

BARITORAYAPOST.COM (Tamiang Layang) – Penurunan angka Stunting atau biasa disebut kondisi keterlambatan pertumbuhan fisik yang di alami oleh anak di usia balita ataupun pertumbuhan maupun kesehatan yang tidak normal atau sewajarnya, untuk wilayah kabupaten Barito Timur (Bartim) provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan mencapai 60 persen dari tahun sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Bakti Tues, SH Selaku Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) provinsi Kalteng, pada kegiatan pertemuan Advokasi dan Kie Kepada Pemanggku Kebijakan Daerah dan Mitra di Aula Hotel Ade Tamiang Layang, dengan menjalankan protokol kesehatan Covid- 19, Kamis (11/10/2020).
Menurut Bakti Tues, kedatangan tim adalah sebagai bentuk pertemuan yang bertujuan untuk menjalin kemitraan kepa pemerintah daerah kabupaten Bartim dalam menangani kasus Stunting dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat secara luas, tentunya dilakukan koordinasi informasi dan edukasi.
Diketahui sejak tahun 2018 Bartim telah terpapar Stunting yang ditetapkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebesar 2.722 dan untuk kabupaten Bartim kita sudah evaluasi dari 2018 sampai 2019 banyak mengalami penurunan angka Stunting,” ucap Bakti Tes kepada awak media usai kegiatan.
“Itu kita ketahui karena tim dari kami mendata bahwa pencatatan angka Stunting sudah menurun sampai 60 persen, sebab kita libatkan pengawasan percepatan pencatatan Stunting serta melibatkan tokoh masyarakat,” jelasnya.
Dirinya juga menerangkan bahwa dari hasil intervensi ada di 5 Kabupaten yang terpapar Stunting yakni, di tahun 2018 kabupaten Barito Timur ada 2.722 yang terpapar dan di tahun 2019 ada 2 Kabupaten yaitu, Kabupaten Kapuas 7.942 yang terpapar sedangkan Kabupaten Kota Waringin Timur 825. Kemudian di tahun 2020 juga ada 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Barito Selatan terpapar 3.631 dan Kabupaten Gunung Mas 2.942, untuk total semua dalam 5 Kabupaten yang terpapar stunting adalah 26.050 juta. 
Bakti Tues juga berharap dengan adanya informasi seperti ini secara bersama terus berupaya gencarkan intervensi dan kita undang kader-kader seperti sebelumnya agar bisa menyebarkan informasi dan pemahaman lebih baik lagi. 
“Dengan ini untuk kedepannya Bartim tidak ada lagi terjadi adanya Stunting-Stunting seperti itu apalagi sampai sampai mengalami peningkatan yang melonjak,” terangnya.
Sementara, Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Barito Timur, H. Rusdianor.S.Sos.MAP, mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya menekan angka Stunting serendah mungkin dan terus berkoordinasi kepada pihak terkait agar tidak ada lagi kasus Stunting di kabupaten Bartim.
“Stunting yaitu, tidak lain adalah kondisi keterlambatan pertumbuhan fisik yang di alami oleh anak di usia balita akibat dari kekurangan gizi yang kronis sehingga anak terlalu pendek untuk seusiannya,” tuturnya.
Lebih lanjut, sejak tahun 2018  BKKBN, melakukan penangan untuk stunting, lokus stunting yaitu Desa Mangkarap Kecamatan Dusun Timur, Putut Tauluh Kecamatan Karusen Janang, Desa Ampah II dan Rodok Kecamatan Dusun Tengah dan 6 Desa di Kecamatan Pematang Karau yaitu Desa Muru Duyung, Bararawa, Bambulung, Kupang Bersi, Ketap dan Muara Pelantau. 
“Di Bartim itu sendiri masih terdapat kasus Stunting di 7 Kecamatan yang tersebar di 10 Desa dan akan kita tindaklanjuti dengan memberikan pemahaman dan edukasi,” jelas Rusdianor.
Dalam Program Prioritas Nasional (Pro-PN) Penurunan Stunting, berupa promosi dan KIE pencegahan Stunting dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi desa yang terpapar Stunting.
“Tentunya kita berharap dengan pendampingan dan pembinaan yang dimotori oleh koordinator PKB/PLKB di lini lapangan, dapat berjalan maksimal dan lebih baik,” pungkasnya (YCP/Red/BRP)

Pos terkait