Menteri KLHK: Covid-19 Bukti Rusaknya Keseimbangan Manusia Dengan Alam

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RepubIik Indonesia, Siti Nurbaya saat gelar Video Conference pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tahun 2020 dilaksanakan melalui Video Conference, dipimpin langsung oleh Sekda Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Fahrizal Fitri. 


BARITORAYAPOST.COM (Palangka Raya) – Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tahun 2020 dilaksanakan melalui Video Conference, dipimpin langsung oleh Sekda Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Fahrizal Fitri. 


Turut mengikuti tayangan Video Conference ini, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah. Acara berlangsung di Aula Eka Hapakat, lantai 3 Kantor Gubernur Kalteng, Jumat (05/06/2020).




Seperti diketahui peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2020 dipusatkan di Colombia, dengan mengusung tema “Biodiversity dan tagline Time for Nature”. 


Dalam sambutannya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RepubIik Indonesia, Siti Nurbaya, yang dibacakan oleh Sekda Provinsi Kalteng, Fahrizal Fitri, mengatakan Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki hutan tropis dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, sehingga menyandang predikat mega-biodiversity country. 


“Oleh karenanya, Indonesia berperan strategis dalam menjaga stabilitas ekosistem global. Terbukti dunia menaruh atensi yang begitu tinggi terhadap keanekaragaman flora dan fauna Indonesia,” ujar Farizal membacakan.


Menteri KLHK juga berpesan, agar kolaborasi nasional dan global perlu ditingkatkan untuk keanekaragaman hayati, dan pemanfaatannya secara berkelanjutan sebagai komponen penting lingkungan hidup, dan dengan terus menjalankan upaya-upaya menuju keseimbangan baru manusia dan alam (homeostatis).


Bacaan Lainnya



Tak lupa ucapan kasih kepada semua pihak yang peduli dan mendedikasikan diri dalam pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan secara keseluruhan. 


“Mari kita terus menjaga keseimbangan manusia dan alam. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan melindungi langkah-langkah kita untuk kebaikan bangsa Indonesia yang kita cintai,” ujar Menteri.


Keanekaragaman hayati, sebutnya merupakan pondasi pendukung semua kehidupan di daratan, lautan dan udara, mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari kesehatan, menyediakan udara dan air yang bersih, makanan, obat-obatan dan mitigasi perubahan iklim. 


Merubah atau menghilangkan salah satu komponen dari jaringan keanekaragaman hayati, sebutnya akan menyebabkan seluruh sistem berubah dan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia.


“Munculnya bencana pandemi Covid-19. Ini menunjukkan bukti bahwa kita telah merusak keanekaragaman tersebut,” pungkas Menteri.


Masih dalam meeting virtual, Sekda Farizal dalam arahannya mengatakan, saat ini kita berada dalam status bencana Covid-19, dan sebentar lagi kita akan memasuki musim kemarau, dimana memiliki resiko yang tinggi bisa mengalami kebakaran hutan dan lahan.


“Adapun keterkaitan antara Covid-19 dengan kebakaran hutan dan lahan salah satu dampaknya adalah dapat mengganggu kesehatan pada Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),” ujar mantan Kepala DLH Provinsi ini.


Sebagai mana ketahui, lanjut dia bahwa Covid-19 ini juga salah satu virus yang berpengaruh terhadap saluran pernafasan atau pneumonia, apalagi jika terjadi karhutla akan semakin membahayakan.


“Hendaknya ini menjadi perhatian dan terus kita sosialisasi kepada masyarakat, bahwa apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan akan menimbulkan kabut asap sehingga akan sangat dampak buruk terutama kepada kesehatan masyarakat sekitar,” tandas sekda. (GS/Red/BRP).

Pos terkait