BARITORAYAPOST.COM (Kapuas) – Suasan kabut asap terparah di wilayah kabupaten Kapuas terlihat sejak Sabtu dan Minggu kemaren membuat masyarakat resah untuk beraktivitas. Tak hanya itu, kabut asap yang menyelimuti wilayah kabupaten Kapuas juga membuat orang tua yang memiliki anak balita menjadi khawatir akan kesehatan anaknya.
Dari pantauan baritorayapost.com situasi dan kondisi kota kuala Kapuas masih kategori aman, meski asap dari dampak kebakaran hutan dan lahan pada hari Senin Pagi (16/9/2019) sudah mulai berkurang dan jarak pandang di jalan raya masih di ambang normal.
Direktur RSUD Kapuas, dr. Agus Waluyo mengatakan saat dikonfirmasi baritorayapost.com saat ini untuk pasien kasus ISPA di RSUD dr. Soemarno Sosroatmodjo Kula Kapuas belum ada lonjakan seperti halnya beberapa tahun yang lalu.
“Berkaitan dengan kasus ISPA, saat ini yang banyak adalah pasien Diare, yang jelas apabila dampak Asap Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) bertahan semakin lama, ini tidak menutup kemungkinan akan membuat kasus ISPA di RSUD Kapuas akan meledak kembali seperti halnya yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu” kata dr. Agus Waluyo.
Selanjutnya ia menyampaikan untuk mengantisipasi adanya kejadian seperti beberapa tahun yang lalu pihaknya sudah siap memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Untuk pihak RSUD selalu siap melayani masyarakat, Rumah sakit kan sifatnya untuk mengobati dan memulihkan. namun terkadang kita sering keterbatasan fasilitas seperti tempat pasien apabila terjadi lonjakan yang cukup besar sehingga kita harus berkoordinasi dengan instansi lain seperti membuat tenda darurat” terangnya.
Selain itu juga dr. Agus Waluyo berharap kepada masyarakat agar tetap waspada dan terus meningkatkan kesadaran agar tidak membakar lahan sembarangan, karena akibat dari kebakaran hutan dan lahan ini menimbulkan kerugian untuk orang banyak, terutama anak-anak balita, orang dewasa atau pun orang tua, terlebih lagi apabila ada yang menderita penyakit Asma. Jelasnya.
Upaya pencegahan terhadap ISPA dr. Agus Waluyo menyarankan kepada masyarakat agar mengurangi kegiatan di luar rumah, dan apabila di dalam rumah supaya pintu dan jendela harus ditutup untuk meminimalisir terkontaminasi atau terpapar asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tersebut. Pungkasnya nya. (Andre)