Pengendalian HIV AIDS di Gumas Sampai Tahun 2030, Three Zeroes

Bupati Gumas Jaya S Monong bersama wakilnya Efrensia LP Umbing didampingi Kadis Kesehatan Maria Efianti saat menyemat tanda peringatan hari AIDS sedunia di aula Kantor KPA setempat, Jumat (4/12/2020).

Bacaan Lainnya

BARITORAYAPOST.COM (Kuala Kurun) Tepat pada 1 Desember akan dilakukannya peringatan hari HIV AIDS sedunia. Oleh karena itu,  Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) melaksanakan kegiatan sosialisasi terkait dampak serta pengendalian HIV AIDS dan layanan kesehatan hingga tahun 2030 bisa menuju three zeroes.


“Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, setiap 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Maka kita, harapkan bisa mengendalikan hingga sampai 2030 bisa three zeroes,” ucap Bupati Gumas Jaya S Monong, Jumat (4/12/2020).


Ia menekankan, bahwa HIV AIDS masih merupakan musuh besar kesehatan baik di dunia, terlebih di Indonesia maupun di kabupaten setempat. 

Pasalnya di Gumas ada sedikit terdeteksi mengidap akan tetapi masyarakat masih belum ada yang mengetahui akan dirinya terpapar HIV AIDS.

“Maka perlu adanya target pencapaian hal itu upaya mencegah tidak ada lagi kematian akibat AIDS dan tidak ada lagi stigma serta diskriminasi terhadap orang dengan HIV AIDS maka perlu peningkatan pencegahan yang lebih intensif secara terpadu,” beber orang nomor satu di Gumas ini.

Sementara itu, Ketua KPA juga selaku Wabup  Gumas Efrensia LP Umbing menjelaskan bahwa di wilayah setempat sudah ada puluhan yang mengidap kasus positif HIV AIDS. Maka, mereka harus aktif menjalani pengobatan jangan sampai loss ARV atau tidak mau berobat. Karena, kebanyakan pasien ODHA dan mereka menjalani pengobatan di BLUD RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya.


“Sampai tahun 2020 ini terdapat 46 kasus HIV AIDS Positif baik yang aktif menjalani pengobatan, loss ARV, sudah meninggal dunia, dan pindah domisili, angka itu diyakini dapat lebih besar layaknya gunung es dimana yang bagian kecil di permukaan tapi sebenarnya bagian yang besar didasar tak terlihat, hal ini kurangnya kesadaran tidak dilakukannya pemeriksaan secara dini,” akui Efrensia. (Cp/BRP)

Pos terkait