
BARITORAYAPOST.COM (Purwokerto) – Jumlah permintaan dan pemenuhan
donor plasma konvalesen (PK) di Banyumas, Jawa Tengah, hingga kini belum berimbang.
”Belum semua permintaan donor plasma konvalesen yang dibutuhkan oleh pasien Covd-19 yang dirawat di rumah sakit bisa dipenuhi. Masih banyak permintaan plasma konvalesen di rumah sakit yang ada di Jateng dan Banyumas belum bisa terpenuhi,” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, saat mengunjungi kegiatan donor darah plasma konvalesen di Unit Donor Darah (UDD) PMI Banyumas di Sokaraja, Selasa (3/8/2021).
Wagub Jateng yang didampingi Wakil Ketua PMI Banyumas Dibyo Widodo dan Kepala UDD PMI Banyumas dr Ivone Rusyandari menambahkan, di Jawa Tengah minggu kemarin jumlah permintaan PK dari berbagai rumah sakit mencapai 15.000 lebih. Pemenuhannya hanya sekitar 13.000 sekian.
Menurut Taj Yasin, hal itu karena masih banyaknya permintaah sehingga pemenuhan kebutuhan PK belum mencukupi.
“Perlu didorong agar para penyintas Covid-19 mau mendonorkan plasma konvalesennya,” tandas Taj Yasin.
Ia mengatakan, banyak penyintas Covid-19 yang sebenarnya bisa menjadi pendonor PK. Namun, hingga saat ini masih belum semua penyintas Covid-19 yang secara sukarela mau mendonorkan PK-nya.
Agar para penyintas mau mendonorkan plasma konvalesennya, kata wagub, perlu ada edukasi dan pendekatan kepada mereka.

”Perlu ada edukasi dan pendekatan, karena mereka para penyintas Covid-19 masih trauma. Habis sakit terus disuruh donor PK. Sebenarnya mereka tidak tahu, kalau donor PK itu tidak sama dengan donor darah biasa. Donor PK yang diambil hanya plasmanya saja. Darah yang diolah diambil plasmanya. Setelah plasma diambil, darah dimasukkan lagi ke pendonor,” terangnya.
Di sisi lain, lanjut wagub, sebagian masyarakat masih ada yang belum mau mengakui Covid-19.
“Banyak yang terpapar Covid-19, tetapi tidak mau terbuka karena masih dianggap aib,” urai wagub.
Padahal, katanya, bila orang yang terpapar Covid-19 semakin tinggi keterbukaannya, akan mudah mendapatkan data penyintas Covid-19 dan akan semakin mudah bagi PMI untuk mendapatkan pendonor plasma konvalesen.
Wagub Jateng juga menyatakan salah satu upaya untuk mendapatkan pendonor PK di Jawa Tengah kini ada Gedor Lakon. Yakni Gerakan Donor Plasma Konvalesen yang sudah berjalan sekitar dua minggu.
”Melalui Gedor Lakon saya meminta kepada bupati/wali kota untuk memberi contoh, menjadi lakon. Bupati/wali kota, wakil bupati/wakil wali kota yang menjadi penyintas Covid-19, untuk memberi contoh menjadi lakon dengan mendonorkan plasma konvalesennya,” ujar Taj Yasin.
Apabila kepala daerah sudah menjadi pemeran atau lakon dalam donor PK, diharapkan ASN yang menjadi bawahannya yang jadi penyintas Covid-19 juga mau mendonorkan PK-nya. Bupati/wali kota di Jateng diharapklan juga melakukan pendataan penyintas Covid-19 untuk kepentingan donor PK.
”Dengan Gedor Lakon diharapkan akan semakin banyak penyintas Covid-19 yang secara sukarela mendonorkan plasmanya melalui PMI,” imbuhnya.

Kepala UDD PMI Banyumas dr Ivone Rusyandari mengatakan, PMI Banyumas pun terus melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada penyintas agar mau mendonorkan plasmanya.
”Saat ini ada sekitar 200 penyintas Covid-19 di Banyumas. Sebagian sudah bisa mendonorkan plasmanya. Rata-rata per hari ada 15 penyintas yang mendonorkan plasmanya di UDD PMI Banyumas,” terang
Ivone.
Menurutnya, kebutuhan PK terasa meningkat sejak Januari 2021. Pada bulan Juli 2021 ada 923 permintaan, tapi hanya 435 yang bisa terpenuhi.
”PMI Banyumas akan berupaya agar semakin banyak penyintas yang mau mendonorkan plasmanya,” imbuh Ivone. (est/Red/BRP)