Petani Sawit Anggota RSPO Dilatih Tentang Literasi Keuangan

Dialog dengan Direktur RSPO, Tiur Rumondang (2) 

Direktur RSPO Indonesia, Tiur Rumondang. 


BARITORAYAPOST.COM (Jakarta) –
Beberapa bulan lalu harga sawit (TBS) menyentuh pada level harga yang sangat rendah. Harga di tingkat petani, menyentuh angka Rp400,- per kg/TBS. Bagi para petani, khususnya smallholders, dampaknya sangat drastis. Karena seluruh lahan yang ada telah ditanami sawit, dengan jatuhnya harga TBS, mereka kehilangan pendapatan. Dan karena semua lahan mereka telah ditanami sawit, mereka juga tidak memiliki cadangan pangan lain, seperti singkong, ubi-ubian termasuk sayur mayur.


Berikut ini adalah  hasil dialog antara Pemimpin Redaksi baritorayapost.com Yohanes S Widada dengan Direktur RSPO Indonesia, Tiur Rumondang.


Baritorayapost.com: Totalitas ketergantungan pada sawit, mengantarkan petani pada vulnerabilitas yang sangat mengerikan. Di saat tidak punya cashflow, mereka tak punya cadangan pangan. Apakah RSPO telah menyiapkan formula pertolongan kepada smallholder di saat harga jatuh seperti tempo hari?


Tiur Rumondang: RSPO memahami bahwa dinamika pasar berpengaruh pada harga, begitu juga layaknya seperti komoditas lainnya yang juga mengalami tantangan yang serupa. Keikutsertaan secara sukarela para petani anggota RSPO yang tergabung dalam grup atau kelompok, kami bekali dengan pelatihan-pelatihan untuk dapat meningkatkan hasil budidaya termasuk pelatihan literasi keuangan untuk dapat mengelola kesehatan keuangan grup maupun anggotanya dengan mempertimbangkan pendapatan-pendapatan di luar budidaya sawit.


Formula kesehatan finansial anggota sangat bergantung pada berbagai macam sumber pendapatan mereka. Sebagai tambahan RSPO pun telah memfasilitasi petani mandiri anggotanya untuk dapat menjual kredit sertifikatnya ke pasar internasional. (Yes/BRP).

Pos terkait