Raffa, si Buncit Asal Palangkaraya. Orangtua Tak Punya Biaya, Nyaris Terlantar di RSCM Jakarta (1)

BARITORAYAPOST. COM (Jakarta) – Kisah miris ini menimpa bocah umur 16 bulan, bernama Raffa Fauzan Achnad. Ia lahir di Palangka Raya hari Senin, pukul 11,30 WIB, pada 12 Agustus 2019. Di salah satu klinik bersalin di daerah Panarung, Palangka Raya. 


Bayi buah cinta dari pasangan Siti Nufus Agina dan suami Supiani itu sungguh malang. Hidupnya selalu dalam bahaya penyakit yang dideritanya. 

Kini, Raffa dirawat di RSCM Jakarta. Tapi kedua orangtuanya dirundung tak punya biaya. Untuk menyambung hidup dan pengobatan di metropolitan Jakarta, Siti dan Supiani terpaksa menjadi pekerja serabutan.  

Derita tak kunjung berakhir, demikian penuturan  Supiani kepada Baritorayapost.comSupiani menulis kisahnya di tengah letih jiwa raga. Demikian kisah selengkapnya:

Raffa Fauzan Achmad. Lahir pada saat musim  kemarau yang dipenuhi  kabut asap, lahirnya amat sangat mudah hanya sekitar 30 menit lahir seorang bayi laki laki yang  sempurna. Dalam arti lengkap dan sehat.  Itu menurut penglihatan mata kami orang awam tentang seorang anak yang baru lahir ke dunia. 

 Setelah berumur dua bulan kami datang ke Puskesmas Panarung untuk imunisasi, dokter dan perawat tidak berani memberi imunisasi.

Mengapa? Dikarenakan Raffa terlihat kuning. Lalu kami dianjurkan ke dokter anak, kami datang ke salah satu dokter anak. Kami dirujuk untuk anak kami diperiksa,termasuk juga di USG yg hasilnya hatinya bagus. Tidak tampak atresia 
Lainnya negatip hanya kandung empedu kecil. 

Hasil ini kami sampaikan ke dokter praktek tadi, kami berharap beliau (dokter anak) menjelaskan dengan kami, tapi malah menyuruh kami untuk minta diulang pemeriksaannya. Kami jadi bingung, apalagi dokter menyatakan jangan-jangan terkena bilirubin, harus dioperasi paling lambat umur tiga bulan.

Selama pemeriksaan terlihat anak sakit sekali dengan tangis serta teriakannya.

Uang habis karena belum punya BPJS. Berdasarkan hasil yang kami lihat tidak terlalu mengkhawatirkan kami stop dulu. Kami buat dulu BPJS.

 BPJS selesai. Kami ke Puskesmas Panarung lagi memeriksa Raffa.Ternyata di dalam pemeriksaan diduga Raffa kena bilirobin. 


Nah berarti benar kata dokter anak. Sedangkan umur Raffa sudah empat bulan, lalu kami diberi rujukan oleh Puskesmas. Karena ini musim Covid 19 atau Corona kami minta dirujuk ke RS Bhayangkara.

Ternyata dokter anak RS Bayangkara mengatakan ini bukan lagi Bilirubin tapi sudah atresia bilier.

 Lalu kami dirujuk ke RSU Doris Sylvanus Palangka Raya. Di sana Raffa diopname lebih dari setengah bulan. 

Mau dirujuk ke RSCM Jakarta, terhalang karena adanya Covid 19 dan akhirnya berobat jalan.

 Empat bulan kemudian perut Raffa gembung membesar disertai besarnya kantung biji kemaluannya sampai ke lututnya. 

Raffa dibawa ke UGD oleh Rizky R Badjuri dengan ibu Asti Rizky R Badjuri, suami istri.

Dan Raffa diopname lagi hingga akhirnya dirujuk ke RSCM Jakarta saat ini.
Kesimpulannya, menurut pengalaman kami ini:
1. Ternyata untuk menghilangkan kuning bayi baru lahir dapat dilakukan dgn memanaskan si bayi lewat panas matahari atau inkubator. 
Yang kami sayangkan kenapa Bidan atau perawat Sampai tidak tahu???
2. Kalau tahu itu penyakit sesuai kata dokter anak tersebut di atas hendaknya dioperasi minimal di usia tiga bulan.
Untuk anak kami terkendala tidak ada biaya dan belum punya BPJS.
3. Jangan sampai terjadi keterlambatan seperti Raffa. Akhirnya yang ada hanya penyesalan. (lus/red/BRP)

Pos terkait