BARITORAYAPOST.COM (Cilacap) – Siswa SMPN 1 Cilacap kelas 8A, Rayfan Tsaqif Gathtan Lhatif mengukir prestasi dengan meraih Juara 1 Lomba Kaligrafi tingkat nasional di SMAN 1 Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, Sabtu (1/5/2021).
Lomba yang diikuti 50 siswa SMP hingga SMA di seluruh Indonesia itu digelar secara virtual.
“Alhamdulillah, siswa kami Rayfan Tsaqif Gathtan Lhatif mendapat Juara 1 tingkat nasional Lomba Kaligrafi. Finalnya di SMAN 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY,” ujar Kepala SMPN 1 Cilacap Kamto SPd MPd, Senin (3/5/2021).
Pihaknya mengapresiasi kemenangan Rayfan, dan nantinya akan diberikan tanda penghargaan (rewards) dari sekolah.
“Karena di masa pandemi ini, dengan segala keterbatasan Rayfan masih bisa berkreasi dengan predikat tingkat nasional,” ungkapnya.
Kamto lantas menganggap hal itu sangat luar biasa. Sementara teman-temannya yang lain masih berjuang untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan tetap jaga kesehatan, ia sudah berpikir maju untuk aktif secara online.
“Lomba itu dibuat dalam bentuk video dan di-share di Instagram,” kata Kamto menambahkan.
Tentang kriteria penilaian, Kamto menyebutkan ada kreativitas, ketepatan tulisan, variasi warna, dan gradasi. Dan semuanya diraih secara lengkap dan terpadu.
“Ini sangat luar biasa. Karena anak SMP ya, dan basic-nya bukan sekolah agama akan tetapi bisa punya ketrampilan luar biasa,” ungkapnya.
Lomba ini merupakan lomba yang diadakan oleh SMAN 1 Wonosari secara online. Diikuti seluruh provinsi di Indonesia, dari SMP hingga SMA. Finalisnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pesertanya juga ada yang dari luar Jawa.
Rayfan ini memang punya semangat yang luar biasa tinggi. Kemarin ia sakit, namun tetap mengikuti lomba.
“Dalam kondisi yang kurang optimal ia masih punya semangat. Ini yang luar biasa.
Biasanya anak seusianya bermalas-malasan dan bermanja-manja, tapi ia tetap punya semangat dan berprestasi untuk mengikuti lomba tersebut dengan penuh semangat,” tuturnya.
Kesan terhadap Rayfan, Kamto menegaskan ini memang bidangnya di kaligrafi dan punya bakat seni luar biasa.
Ditemui di kediamannya, Senin (3/5/2021) siang, Rayfan menjelaskan proses pembuatan kaligrafi membutuhkan waktu dua hari karena tidak terus menerus dan dikerjakan di rumah.
Ia mengaku bersyukur dan senang bisa menang lomba.
“Alhamdulillah senang. Apalagi di masa pandemi ini jarang ada lomba. Sekali ada ya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa dapat yang terbaik. Dan alhamdulillah usahanya ada hasil. Juga hasilnya cukup memuaskan, dan banyak yang mendukung,” ujar Rayfan.
Dukungan terhadapnya ternyata cukup membuatnya makin bersemangat dalam mengikuti lomba.
Rayfan lantas bercerita tentang proses awal tahu ada lomba kaligrafi dari melihat Instagram.
“Saya waktu itu pengin ikut, daripada di rumah nggak ngapa-ngapain. Saya langsung mendaftar dan dikasih tahu teknis lombanya, dan mulailah saya mengerjakan,” ucap anak sulung dari dua bersaudara itu.
Pengerjaan lomba itu, kata Rayfan tidak langsung, tapi sebentar-sebentar karena habis ada insiden (sakit).
Tapi akhirnya jadi sebelum batas pengumuman lomba, ia mengumpulkan dulu dan alhamdulillah diterima oleh panitia lomba.
Setelah itu ia menunggu dua hari, dan langsung pengumuman hari Sabtu (1/5/2021) sore.
“Alhamdulillah dapat juara 1 dan diumumkan di YouTube,” katanya.
Pada lomba ini tidak diberlakukan seleksi tapi bebas, dan siapa saja boleh ikut. Lawannya ada dari SMA, digabung.
Ditanya rentang waktu saat lomba, Rayfan mengatakan bisa sampai 4 jam dari kertas kosong sampai jadi.
“Karena ini di rumah, jadi bisa agak nyantai,” ucapnya.
Rayfan mengungkapkan, kaligrafi adalah hobinya dari kecil. Namun sekarang ia les, dan itu dimulai sejak SD.
“Cari guru les sana-sini, akhirnya dapat guru yang cocok, yakni di Baturraden, Purwokerto. Namanya Amir Husaini, seorang kaligrafer,” terangnya.
Amir juga pengajar di Pondok Pesantren Darul Quran Baturraden.
Rayfan kembali menerangkan bahwa melukis merupakan hobinya sejak kelas 2 SD.
Dan baru mengenal kaligrafi waktu kelas 3 SD. Saat itu ada lomba Mapsi Kaligrafi, ia mewakili SD buat maju ke tingkat kecamatan hingga SMP. Dan mewakili SMP waktu ada lomba tingkat provinsi di Rembang dan meraih juara 1.
Selain kaligrafi, ia juga seorang atlet olahraga panahan. Bahkan pernah mengikuti Popda. “Sebenarnya mau mewakili ke provinsi, namun karena pandemi dibatalkan,” katanya.
Rayfan juga pernah juara 1 di Tegal. Ia berharap semoga ke depan lebih baik lagi, dan menyumbang banyak prestasi buat Cilacap.
Menurutnya, merupakan kebanggaan tersendiri bila juara membawa nama Cilacap di tingkat nasional, dan ke depan semoga banyak lagi prestasi yang didapat.
Di kaligrafi, tuturnya, ada banyak khat, yaitu khat sulus, khat nasti, khat kupi, khat dewani, dan khat dewanijali.
“Kaligrafi ini untuk hobi dan belum untuk dijual. Tapi kalau ada yang mau beli atau apa ya silakan,” kata Rayfan mengakhiri perbincangan. (est/Red/BRP)