BARITORAYAPOST.COM (Banyumas) – Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pakis yang berlokasi di Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, baru saja memasuki babak baru, Selasa (22/12/2020).
Sekolah yang berdiri tahun 2013 tersebut berada di lereng Gunung Slamet, sangat sulit dijangkau sinyal internet, walaupun letaknya cuma 12 km dari pusat kota.
Kondisi jalan juga memprihatinkan karena harus menembus hutan.
Situasinya jauh dari peradaban. Namun tidak menyurutkan siswa untuk belajar di bawah bimbingan penanggung jawab MTs, Isrodin dan beberapa relawan dari akademisi yang membantu mengajar.
Memasuki masa pandemi Covid-19, secercah harapan muncul pada 6 Oktober 2020. Orari lokal Banyumas membantu radio komunikasi menggunakan antena pancar ulang dengan frekuensi UHF. Serta bantuan dari para donatur berupa puluhan handy talky.
Sehingga kegiatan belajar-mengajar menjadi lancar karena para relawan pengajar dapat mengajar dari Purwokerto.
Namun hal itu hanya berjalan 3 bulan karena pada akhir November pancar ulang milik Orari dimatikan hingga waktu yang tidak menentu, serta alasan yang tidak jelas. Belum lagi para siswa persiapan memasuki masa ujian, yaitu tanggal 30 November.
Menyadari hal itu, pegiat grup WhatsApp Pers dan Mitra Kerja, Eddy Wahono bersama Kasatpol PP dan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas menginisiasi pemasangan internet agar siswa MTs Pakis dapat belajar kembali.
Dan babak baru peradaban mengenal dunia dimulai 21 Desember 2020. Para siswa MTs Pakis sudah bisa menikmati internet.
Acara peresmian dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Kepala Satpol PP Kabupaten Banyumas, Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, Camat Cilongok, Kepala Desa Cilongok, dan perwakilan dari Pers dan Mitra Kerja dan Komisaris PT Wahana Bumi Langit Teknologi selaku pendukung jaringan internet.
Isrodin mengatakan, jaringan internet merupakan mimpi yang sangat diharapkan oleh anak-anak MTs Pakis pada saat pandemi Covid-19.
“Anak-anak tidak lagi harus naik ke puncak gunung dekat MTs pada saat mencari sinyal internet karena sangat berbahaya pada musim hujan,” ungkapnya.
Menurutnya, MTs sangat berterimakasih kepada Orari Lokal Banyumas dan semua pihak yang beberapa waktu lalu telah menyelenggarakan komunikasi melalui radio pancar ulang UHF walau hanya 3 bulan.
Masuknya internet, ujarnya, merupakan kebahagiaan dan harapan baru karena anak-anak di desa terpencil dapat mengenal dunia. “Selamat datang dunia,” katanya.
Sedangkan pegiat grup WA Pers dan Mitra Kerja, Eddy Wahono sangat terharu melihat anak-anak sangat antusias menikmati internet, meski walau 1 HP dipakai 4 anak.
“Sangat mengharapkan bantuan pemerintah serta berbagai pihak untuk dapat membantu pengadaan komputer di MTs Pakis. Dan mengharapkan MTs Pakis menjadi percontohan dan menghasilkan murid yang berkualitas,” ungkap Eddy.
Dalam launching tersebut diperagakan bagaimana menggunakan internet untuk mengikuti webinar. (est)