Tegas..! Ini Kata Kadis Kesehatan, Dampak Stunting Di Bartim Harus Segera Dituntaskan

BARITORAYAPOST.COM (Tamiang Layang) – Mengingat
Kabupaten Barito Timur (Bartim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang masuk dalam
zona terdampak Stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Bartim, Simon Biring, menegaskan, bahwa dampak Stunting di Bartim
harus segera dituntaskan.
Hal tersebut disampaikan Kadis Kesehatan
pada kegiatan penguatan Posyandu dalam rangka penurunan angka stunting di Bartim,
Pemerintah Kabupaten Bartim melalui Dinas Kesehatan bekerjasama dengan
Universitas Lampung Sumatera serta Kementerian Kesehatan lakukan bimtek
pencegahan Stunting.
“Kita ucapkan terima kasih, karena saat
ini Dana Desa (DD) sudah bisa diarahkan untuk penurunan angka stunting di setiap
Desa, karena ini adalah program utama Presiden Jokowi melalui Kementerian Kesehatan,
karena dampak stunting harus segera dituntaskan,” ucap Simon kepada Baritorayapost.com
usai kegiatan di aula Dinas Pertanian Bartim, Rabu (06/11/2019).
Mengingat Kabupaten Bartim masuk dalam zona
Stunting, dan masuk dalam lokasi Stunting di 100 kabupaten kota di Indonesia.
Maka di perkuat pembinaan dalam pencegahan Stunting yang diikuti beberapa peserta
kegiatan dari ada 10 desa yang dulu terdampak Stunting kita fokuskan,  namun kita sertakan sampai 52 Desa untuk
penguatan posyandu nya.
“Seperti yang kita ketahui, penurunan
lokasi Stunting di Kementerian Kesehatan masih tercatat 30,8% pada awalnya
tahun 2016-2017, namun sekarang intervensi yang kita lakukan saat ini mendapatkan
penurunan sekitar 12%, artinya selama 2 sampai 3 tahun kita intervensi
mendapatkan banyak penurunan angka Stunting, jelas Simon.
Menurut Simon, pihaknya sudah banyak
melakukan program untuk melakukan penurunan angka Stunting, dirinya mengatakan
pihaknya telah mendatangi daerah-daerah yang terdampak Stunting.
“Kita memberikan pelayanan melalui
posyandu ataupun Puskesmas, melakukan pemantauan status gizi anak maupun ibu
hamil yang dimulai dengan 1000 hari pertama kehidupan. Kita mendata, memeriksa
dan memberikan bantuan gizi seimbang juga melakukan pencegahan,” jelas Simon.
Kita lakukan pemeriksaan kepada ibu hamil
sampai lahirnya, kita periksa melalui alat yang sudah disediakan di 11 Desa. Mengukur
berat badan dan tinggi badan anak, dan kita upayakan  jangan sampai umur anak lewat dari 2 tahun
terhitung dari lahir.
Diteruskan Simon, kita bisa lihat dengan
alat tersebut pada anak yang terdampak Stunting memiliki tinggi badannya kurang
dari 48 cm, kemudian berat badan dibawah 2,5 kg dan ini harus kita pantau,
berikan pemahaman pola makan yang bergizi dan kita juga berikan makanan
tambahan secara gratis tanpa biaya, ungkapnya.
“Maka dengan hal ini kita bekerja
semaksimal mungkin, bersinergi, saling berhubungan antara ibu hamil dengan
petugas gizi dan bidan, harus sejalan pada saat Anto notal Care (ANC) atau
pemeriksaan kehamilan,” pungkasnya. (YCP/Red).

Pos terkait