Warga Hayaping Pertanyakan Keruhnya Sungai Awang Kepada PT KSL

BARITORAYAPOST.COM (Tamiang Layang) – Sungai Awang yang melintasi 4 Desa dalam Kecamatan Awang, sedari dulu adalah sumber air bagi masyarakat Desa Tangkan, Desa Wungkur Nanakan, Desa Hayaping dan Desa Janah Jari, yang merupakan sumber air sehari-hari warga masyarakat untuk minum, memasak mandi dan mencuci,  saat ini dikeluhkan warga masyarakat Desa Hayaping, yang disebabkan dalam beberapa hari ini air sungai Awang keruh berwarna kecoklatan. 


PT Ketapang Subur Lestari, (KSL), anak perusahaan dari PT Ciliandry Angky Abadi, (CAA), yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, yang wilayah kerjanya di Kecamatan Patangkep Tutui dan Kecamatan Awang provinsi Kalimantan Tengah, kembali dipertanyakan warga masyarakat Desa Hayaping, akibat keruhnya air sungai Awang yang masih terjadi sampai  beberapa hari ini, dalam pertemuan yang dimediasi  Kapolsek Awang dan Kanit Reskrim dalam diskusi yang dihadiri oleh Manager operasional kebun PT KSL, Kades Hayaping, Ka.Up PDAM Hayaping, tokoh dan warga masyarakat Desa Hayaping, yang dilaksanakan di kantor Polsek Awang. Jumat (20/12/19)



Dalam pertemuan diskusi dan mediasi tersebut, Kepala Desa Hayaping mengatakan, ” Hari ini saya dan warga menginginkan pimpinan perusahaannya yang datang, kami tidak mau menampung aspirasi masyarakat yang disampaikan pihak desa ke perusahaan kalau cuma ditampung, harapan saya selaku Kepala Desa disini, hal ini juga merupakan aspirasi dari masyarakat, dan sayapun, mungkin bersama PDAM  juga didesak oleh masyarakat untuk menanyakan hal ini, kata Krisnayadi. 


Ditengah forum diskusi tersebut, tokoh masyarakat sekaligus ketua RT. 1 Desa Hayaping, Wengkang.B. Ngiwis angkat bicara dan menyampaikan, ” Beberapa minggu yang lalu kami melihat keadaan sungai Awang ada kelainan, saya sudah berumur 65 tahun berdomisili dan asli putra daerah Hayaping, selama menggunakan air PDAM Hayaping, belum pernah terjadi hal-hal yang sebagaimana telah disampaikan pak.Kades Hayaping, air tersebut memang ada kelainan, selama kami menggunakan dalam 2-3 minggu ini tidak layak konsumsi untuk kepentingan rumah tangga, ” ucapnya.

Bacaan Lainnya



Sementara itu Manager operasional kebun PT. KSL menjawab dan menyampaikan, ” Berhubung pimpinan saya berhalangan hadir (Hendra), saya diwakilkan untuk menghadiri mediasi disini, jadi kemaren DLH juga sudah masuk, visit ke perusahaan kita, dan kita sama-sama cek ke hulu sungai Awang, dan kemaren Dlh juga sudah ambil sampel air yang diambil di hulu sungai Awang tidak keruh, serta kita juga ada beberapa masukan dari Dlh, dan sekarang saya juga lagi cek dan bentuk tim dilapangan, darimana sih asalnya penyebab air ini keruh, saya juga masih tidak bisa terima sebelum ada bukti yang jelas, ” ucap Ramadan Saputra. 


Selanjutnya ia mengatakan, “Untuk penggarapan, kita sudah sesuai prosedur, bahwa sempadan sungai Awang itu tidak kita garap 50 meter kanan dan kiri itu tidak ada kita garap sama sekali, juga sungai Murung Gamis tidak kita garap sepanjang 25 meter kanan dan kiri sungai, kenapa ada perbedaan sungai Awang dan sungai Murung Gamis, karena sungai Murung Gamis tidak terdaftar di PUPR, untuk sungai Awang terdaftar di PUPR, jadi dasarnya bupper sungai itu kita dapat dari PUPR, ” jelasnya. 



Terpisah, awak media baritorayapost.com mengkonfirmasi dan mewawancarai Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Kualitas Air Dinas Lingkungan Hidup Daerah Barito Timur diruang kerjanya dan mengatakan, “Kita baru peninjauan awal saja, selanjutnya kita akan turun lagi untuk verifikasi dilapangan bersama pak.Kades Hayaping atau bersama warga yang lainnya, ” ucap Stephanus.  (Boy/Red/BRP).

Pos terkait