Baritorayapost.com ( Barito Timur ) – Melakoni profesi menjadi seorang petani acap dianggap biasa. Masyarakat cenderung beranggapan menjadi seorang petani bukan profesi yang menjanjikan.
Bahkan seorang petani sukses sekalipun berkeinginan agar anak-anaknya tidak mengikuti jejaknya.
Bekerja pada perusahaan terkenal, menduduki jabatan penting di pemerintahan, menjadi seorang Dokter dan menjadi alat negara seperti TNI/Polri kadang menjadi tolak ukur kesuksesan.
Mindset seperti itu sudah mendarah daging. Hal tersebut bisa kita buktikan dengan menanyakan kepada anak sekolah baik siswa TK maupun SD bahkan setingkat SMA.
Ketika ditanyakan apa yang menjadi cita-cita mereka. pilihannya selalu sama, menjadi Dokter, Polisi, Tentara, Pilot, guru dan lainnya. tapi pilihan menjadi seorang petani jarang terjadi.
Benarkah profesi petani tidak menjanjikan, hingga banyak orang tidak ingin menggeluti profesi tersebut..?
Yunand ( 39 ) salah satu petani mandiri asal Desa Jaweten, Kabupaten Barito Timur,Kalimantan Tengah, berupaya mematahkan anggapan tersebut.
Sosok ini pada awalnya tidak berpikir menjadi petani, bahkan basic pendidikan yang dia tempuh jauh dari profesi yang dilakoninya saat ini.
Yunand mengatakan, ketertarikannya pada sektor petanian tersebut, karena dirinya berpikir, nantinya kebutuhan pangan pasti akan meningkat seiring masuknya ribuan ASN dari luar pulau Kalimantan ke Ibu Kota Negara ( IKN ) yang baru. itu yang mendasari saya menekuni profesi sebagai seorang petani,” katanya saat disambangi, Minggu, ( 12/9/2021 ).
Saat ini, lahan yang sudah digarap seluas 2 hektare lebih dan sudah ditanami berbagai jenis sayur seperti, pare, pepaya, labu kuning, lombok rawit, pisang, jagung, ubi ungu, semangka, jahe merah dan lainnya,” kata Yunand.
Disamping tanaman tersebut, beberapa tanaman lainnya seperti durian, lengkeng, alpukat, petai, jengkol juga turut ditanam.
Kedepannya ada 7 hektare lahan yang akan digarap, rencananya diatas lahan seluas 7 hektare tersebut akan ditanami bibit durian musang king, lengkeng, petai, alpukat dan jengkol,” ungkapnya.
Tidak hanya menanam berbagai varietas sayuran dan buah-buahan, sosok ini juga menjalin kerjasama dengan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam pedaging.
Kapasitas kandang yang disiapkan sanggup menampung 13 ribu bibit ayam pedaging dengan masa pelihara hingga panen antara 28 sampai dengan 40 hari.
Saat ditanyakan berapa hasil dari penjualan sayur-sayuran dan juga hasil panen ayam pedaging, Yunand hanya tersenyum dan mengatakan, hasilnya lumayan, tanpa mengatakan berapa nominalnya.
Dikesempatan tersebut, Yunand juga menyampaikan harapan, agar kedepannya lebih banyak masyarakat yang tertarik dan menekuni profesi sebagai seorang petani, karena kedepannya prospek pertanian sangat cerah.
“Sub sektor pertanian ada 5 jenis yakni, tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. prospek usaha sektor ini sangat cerah, Oleh sebab itu, daripada lahan kita jual ke perusahaan, alangkah baiknya bila lahan yang ada kita garap/olah agar bisa menghasilkan, tidak hanya sesaat tapi berkelanjutan,” Pungkasnya. ( Adi/Red/ BRP ).