Dinas Pertanian Cilacap Dapat 79 Titik JITUT, Kontraktor Diajak Rembug Atasi Admin Tembakan

BARITORAYAPOST.COM (Cilacap) – Mendapat 79 paket pekerjaan bangun saluran irigasi tersier (JITUT) pada APBD Perubahan Tahun 2021, Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengumpulkan para penyedia jasa (kontraktor), di aula kantor dinas tersebut, Jumat (19/11/2021) siang. 

Mereka menerima penjelasan dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap melalui Sekretaris Dinas Pertanian Sigit Widayanto terkait masalah teknis dan tagihan. Sigit menandaskan, percuma jika teknisnya rampung tapi tidak bisa nagih. 

Bacaan Lainnya

Pertemuan dengan tajuk ‘Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2021’ ini dihadiri direktur dan admin  dari perusahaan atau CV para penyedia jasa se-Kabupaten Cilacap. Mengapa direktur dan adminnya saja. Hal ini untuk memperlancar pekerjaan proyek yang hanya dibatasi waktu selama 30 hari ke depan. “Kita undang direkturnya ya adminnya perusahaan, serta rekan-rekan di internal Dinas Pertanian yang terlibat langsung dalam alur proses baik fisik maupun tagihan,” kata Sigit. 

Dengan harapan semua pekerjaan bisa berjalan dengan lancar dalam limit waktu yang hanya satu bulan, yaitu 30 hari. 

“Karena maksimal tanggal 15 Desember pekerjaan fisik harus sudah selesai, kemudian kita tagih. Tentunya kami tidak akan membayar pekerjaan yang belum selesai,” imbuh Sigit. 

Dengan cara seperti ini, pihaknya bisa saling sharing dengan penyedia jasa sekaligus adminnya. “Mudah-mudahan jadwal itu akan dipenuhi,” harapnya. 

Selain itu, pihak Dinas Pertanian juga akan melaksanakan monitoring dan evaluasi. Monitoring akan dimulai Senin (22/11/2021) besok, kemudian evaluasi dilakukan mingguan dan dimulai minggu depan setelah shalat Jumat. “Kita kumpul di aula ini untuk melaksanakan evaluasi kegiatan,” ucap Sigit. 

Di situ akan dibahas progress pekerjaannya sampai seberapa jauh. Kemudian kendalanya apa, sehingga limit waktu yang hanya sebulan ke depan ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dan apabila ada miskomunikasi antara pelaksana, dinas, dan admin bisa diselesaikan saat itu juga. Sigit lantas menerangkan bahwa ketika ada admin freelance yang biasanya membuat tagihan bagi si penyedia jasa. 

“Kadang-kadang ada miskomunikasi, si admin bilang ke direkturnya bahwa berkas sudah ada di dinas. Kemudian direkturnya telepon kepala dinas, tanya tentang tagihan yang nggak selesai-selesai. Padahal begitu kita cek, karena kita ada record tahapan-tahapan mulai dari masuk loket dan sebagainya, ada tanggal dan jam terecord di situ. Nah, begitu di-cross check ketika loket, masuknya baru tadi pagi misalnya. Hal ini sesuatu yang mestinya tidak perlu terjadi,” tegasnya. 

Dan ia sempat menduga seolah-olah Dinas Pertanian “dibenturkan” dengan rekan-rekan penyedia jasa oleh admin yang tidak bertanggung jawab. 

Untuk itu, pihaknya mengingkatkan manakala ada admin seperti itu ya nggak usah dipakai. Tentang kendala yang mungkin dihadapi para penyedia jasa, Sigit mengungkapkan kalau waktunya longgar tak masalah. 

“Cuma ini kan di Perubahan waktunya sangat sempit. Hanya 30 hari kalender untuk pelaksanaan bangunan fisik sekaligus nagih. Semua harus bisa cepat sesuai porsinya masing-masing dan secepatnya melaksanakan kegiatan itu,” katanya. 

Terkait sanksi jika tidak bisa menyelesaikan tepat waktu, Sigit mengatakan kalau sampai batas waktu tagihan kok nggak bisa nagih ya nggak bisa dibayar. Dibayarnya nanti tahun 2022 Perubahan, kalau ada anggarannya. “Makanya itu pemanfaatan waktunya harus benar-benar pas betul supaya fisiknya selesai tagihannya bisa terbayar,” ujarnya. 

Menurut Sigit, keterlambatan dikenakan sanksi per hari 1/mil. Jadi, kalau lewat tanggal kontrak jumlah keterlambatan hari dikalikan 1/mil. Itu ada di tagihannya. Tentang progress, ia menyebutkan hingga saat ini mencapai 13,15 persen. 

“Pekerjaan ini kan pekerjaan pembuatan saluran irigasi tersier (JITUT). JITUT fungsinya membawa air dari saluran sekunder ke persawahan, dan diharapkan proses budidaya di persawahan yang semula mungkin airnya kurang bisa menjadi tercukupi. Karena airnya tercukupi mudah-mudahan pertaniannya bagus. Dengan pertaniannya bagus, produktivitasnya dan provitasnya semakin bagus. Dengan provitasnya semakin bagus, ton per hektarnya semakin tinggi otomatis harapannya pendapatan masyarakat petani meningkat. Goal-nya ke depan semuanya meningkat, ya kesejahteraannya juga meningkat,” jelas Sigit Widayanto mengakhiri penjelasannya.

Direktur CV Bimo Nugroho, Patmo Subagiyo SKom mengaku sangat apresiatif sekali. “Ini jarang-jarang dilakukan oleh Dinas Pertanian,” ungkap kontraktor ini. 

Menurutnya, ini kan mengingat waktu pekerjaan yang sangat limit, dan kami sebagai kontraktor itu dipanggil baik direktur maupun admin kita masing-masing. Tentunya dalam upaya supaya di lapangan itu nanti kita bisa berkolaborasi dengan baik dengan dinas. Karena itu, admin secara pekerjaan harus bisa berjalan dengan baik, kita juga secara teknis pekerjaan di lapangan secara fisik juga bisa selesai dengan baik. 

“Ini musim hujan, hampir tiap hari kita hujan, kita sebagai rekanan Dinas Pertanian ini pekerjaannya di tengah sawah untuk mengerjakan JITUT. Jadi memang Dinas Pertanian ini menginginkan kontraktor baik direktur maupun adminnya bekerja dengan cerdas, cepat, dan selesai dengan membawa hasil yang sangat maksimal,” ucap Bimo, sapaan akrab Patmo Subagiyo. 

Sehingga, dengan waktu yang sangat limit kita hanya bisa menyiasati dengan menambah jumlah personel tenaga di lapangan. Untuk pekerjaan yang satu bulan kita bikin time schedule selama 2 minggu harus selesai. Yang biasanya pakai 10 orang, nanti akan sampai 30 orang. Pagunya Rp 100 juta sampai Rp 150 juta. 

Tentang admin tembak yang mengerjakan beberapa target untuk beberapa perusahaan, Bimo menjelaskan bahwa banyak perusahaan yang menggunakan admin freelance (admin tembak), dan dinas memberikan notifikasi atau peringatan supaya direktur mengecek apakah admin freelance itu sudah banyak yang dikerjakan atau belum, kalau sudah disarankan ganti admin yang pekerjaannya belum banyak dan punya waktu yang cukup untuk membuat tagihan. 

“Supaya dalam mengerjakan itu tidak tumpuk-tumpuk. Fisik di lapangan sudah selesai, admin malah belum selesai,” ungkapnya, sembari menegaskan bahwa perusahaannya punya admin sendiri. Ketika masih menggunakan admin tembakan bisa jadi karena beralasan bahwa dua pekerjaan ini, teknis dan tagihan harus sudah selesai semuanya. 

Bimo berharap, dari konsultan pengawas dan konsultan perencana saling bersinergi dengan baik. Jika ada kendala di lapangan akan bergerak bersama sehingga dari perencanaan dan pengawasan bagus sehingga pekerjaan di lapangan bagus juga. Dengan bersinergi seperti itu, katanya, insya Allah pekerjaan selesai. 

“Kendala sih ada. Tapi hujan bagi saya bukan kendala melainkan tantangan. Kalau nggak berani melawan hujan jangan menjadi kontraktor di Dinas Pertanian,” tandas kandidat wakil ketua DPC PPP Kabupaten Cilacap itu. (est/Red/BRP).

Pos terkait