Menyikapi Kejadian Pasien MD Diduga Pelayanan Buruk, Fordayak Bartim Meminta Pihak RSUD Evaluasi Kinerja

baritorayapost.com, BARITO TIMUR – Menyikapi hal yang sudah terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Tamiang Layang kabupaten Barito Timur (Bartim) hingga memakan korban yang diduga lambat penanganan pada proses pelayanan yang cukup gawat darurat. Forum pemuda dayak (Fordayak) nyatakan sikap dan meminta pemerintah evaluasi kinerja para petugas RSUD.

Kepada awak media, Ketua Fordayak Bartim, Rafi Hidayatullah melalui Wakil ketua Fedrik mengatakan pihaknya akan melakukan aksi damai bila terjadi pembiaran terkait pelayanan di RSUD yang diduga buruk dan dianggap lalai dalam melakukan tugas.

Bacaan Lainnya

“Kami Ormas Fordayak mengecam hal yang sudah terjadi di Rumah Sakit Umum Tamiang Layang pelayanan yang lambat hingga pasien yang dalam kondisi gawat darurat menjadi korban kehilangan nyawa,” ucap Fedrik, Sabtu (09/03/2024).

Melalui media ini, Fordayak meminta pemerintah mengatasi hal tersebut dengan mengevaluasi kinerja petugas dengan melakukan penanganan cepat serta sikap yang baik pada pasien kedepannya agar tidak terulang kejadian yang sama.

“Kami juga meminta pihak Rumah Sakit segera mengatasi hal yang sudah terjadi agar kedepannya tidak terjadi lagi dan apa bila pihak RSUD dan pihak terkait merasa hal ini sepele, maka atas nama Fordayak akan melakukan aksi damai besar-besaran,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Fedrik mengingatkan dan berharap Pemerintah ambil sikap terhadap oknum yang diduga lalai dalam bertugas serta mengevaluasi kinerja terkait pelayanan di RSUD Tamiang Layang.

“Kami juga akan menuntut secara hukum, dan kami minta pemerintah tidak menugaskan oknum yang menyepelekan dan tidak bertanggung jawab kepada pasien. Apapun bentuknya pasien yang menggunakan BPJS maupun umum, harapan kami RSUD memberikan pelayanan yang terbaik,” pungkasnya.

Sebelumnya, data yang diterima media ini menjelaskan, pasien seorang wanita inisial E.M (32) warga desa Tampung Ulung, kecamatan Pematang Karau, kabupaten Barito Timur yang dalam kondisi hamil, sebelumnya dibawa ke Poli Klinik Mitra Insani Ampah oleh pihak keluarga, namun karena keterbatasan alat medis, pasien dirujuk ke
RSUD Tamiang Layang dalam upaya mendapatkan pertolongan persalinan.

Saat dikonfirmasi awak media, A.S (inisial) selaku pihak keluarga korban yang ada pada kejadian tersebut mengungkapkan bahwa pelayanan RSUD Tamiang Layang dinilai buruk sehingga pihaknya harus mengalami kepergian E.M selama-lamanya sebelum mendapat pertolongan dari RSUD Tamiang Layan.

“Adik ipar saya dalam kondisi mau melahirkan dan Kami bawa ke Poli klinik Mitra Insani Ampah, namun karena keterbatasan alat medis, adik kita langsung dirujuk ke RSUD Tamiang Layang,” ucap A.S saat diwawancara di kediamannya, Sabtu (09/03/2024).

Sesampai di Rumah sakit, kami diterima oleh pihak RSUD Tamiang Layang, namun setelah diperiksa, anak yang ada dalam kandungan tidak ada detak jantung lagi dan dinyatakan meninggal, lanjut A.S menjelaskan.

“Mengetahui hal itu, kami pihak keluarga meminta untuk dilakukan tindakan operasi segera agar dapat menyelamatkan ibunya, namun alasan pihak Rumah Sakit menunggu dokter dan bahkan disarankan ikuti proses persalinan normal,” terang A.S.

Dengan kondisi bayi yang sudah diketahui meninggal didalam kandungan, pihak keluarga pasien merasa khawatir dengan kondisi E.M yang tampak merasa kesakitan dan lemah sehingga pihak keluarga mendatangi pihak RSUD dsn meminta segera menangani pasien hingga terjadi adu mulut.

“Kami harus menunggu 3 sampai 4 jam belum ada pelayanan dan harus adu mulut berdebat dengan dokter,” ungkap A.S

Dianggap menelantarkan pasien dan dinilai buruknya pelayanan RSUD Tamiang Layang, pihak keluarga pasien sebagai korban akan melakukan gugatan hukum kepada pihak RSUD Tamiang Layang.

Sementara, menanggapi tudingan tersebut, pihak RSUD Tamiang Layang, dr. Reinhard menyampaikan klarifikasi melalui video di media sosial terkait kronologis pasien ibu hamil yang meninggal dunia sebelum mendapat pertolongan.

Menurut Reinhard, pasien datang jam 23:30 WIB rujukan dari Poli klinik Mitra Insani Ampah dengan hasil USG janin sudah meninggal dan di Rumah Sakit diperiksa hasil Laboratorium vitalnya kondisi dalam batas normal. Kemudian dari pemeriksaan dalam, pasien dalam keadaan persalinan kala satu fase aktif pembukaan 34 pasien rawat Caesar.

Karena bayi nya sudah meninggal didalam, kita berusaha untuk melahirkan normal, kemudian di UGD pasien di pindah ke kamar salin,” jelas Reinhard saat menyampaikan klarifikasi di video.

Menurutnya, setelah pasien makan merasa sesak dan kemudian dilakukan pertolongan pihak RSUD yang berencana untuk melakukan oprasi emergency, namun sementara menunggu persiapan oprasi emergency dilakukan, tiba-tiba pasien tidak ada respon dan setelah diperiksa, pasien ternyata meninggal. (bunyi pernyataan klarifikasi dr. Reinhard singkat melalui video)

Sejauh ini awak media terus berusaha mengumpulkan data kronologis kejadian dengan menghubungi semua pihak terkait hingga berita ini ditayangkan. (BRP)

Pos terkait