Lebih lanjut dikatakan Wahyudinnoor, lalu yang berkaitan dengan kemacetan, dengan hari jumat, itu yang dikelola dengan benar-benar. Contoh begini, di Ampah itu kan kalau berkaitan dengan masalah kepadatan itu jelas tidak mungkin, itu hanya faktor penataan dan pengelolaan manajemen saja.
“Nah berkaitan dengan pasar mingguan ini, kita jangan terlalu apriori persoalannya, karena kota-kota besar sendiri pun ada yang mempunyai hari pasar mingguan seperti yang saya sebutkan kemarin itu,” jelasnya.
Diteruskannya, hanya yang menjadi persoalan adalah, kita fokus kepada persoalan utama, agar hari pasar tetap seperti sebelumnya, senin untuk Tamiang Layang dan hari jumat untuk pasar Ampah biar tetap aman dan tentram, tapi penataannya yang diatur yang dikelola oleh pemerintah dengan benar.
Wahyudinnoor juga mengungkapkan bahwa berkaitan dengan parkir kendaraan, letak lapak pedangan, maupun berkaitan dengan disiplin pegawai, Dirinya sangat mendukung pemerintah dalam hal penataan.
“Tapi untuk merubah hari pasar mingguan, supaya ini tidak terganggu, karena banyak masyarakat kecil, misalkan di Tamiang Layang ditiadakan. Di situ kan banyak penghasilan-penghasilan masyarakat kecil, ada penarik gerobak, buruh pemikul barang, di situ juga ada becak, juru parkir nah ini yang di persoalan,” terangnya.