Acara Puncak Buntang Hajat Keluarga Besar Bunan Nataloto Berjalan Lancar, Begini Penjelasan Mantir Balai

baritorayapost.com, BARITO TIMUR – Ritual adat Buntang Hajat keluarga besar Bunan Nataloto memasuki acara puncak ritual Iparapa yang digelar Kadamangan Paju Sapuluh di Desa Jaar RT.13 Kecamatan Dusun Timur Kabupaten Barito Timur, pada Sabtu (12/07/25).

Kegiatan ritual adat Buntang Hajat Keluarga Besar Bunan Nataloto, dihadiri Wakapolres Bartim, Kapolsek Dusun Timur, Damang Kepala Adat, para Mantir Balai dan Mantir Adat, Pangulu Adat, tokoh adat dan masyarakat Desa Jaar serta undangan lainnya.

Bacaan Lainnya

Saat diwawancarai awak media disela kegiatan ritual adat, Mantir Balai Yendisno. Spd menjelaskan, hari ini Sabtu tanggal 12 Juli tahun 2025 upacara ritual Gawe Gulungan Langit ditempat keluarga besar Bunan Nataloto memasuki acara puncak yang namanya dengan ritual Iparapa.

“Saat ini kegiatan mengorbankan hewan-hewan persembahan mulai dari burung dara, itik ayam, babi kemudian kambing, dan yang kemudian akan kita laksanakan di depan itu adalah hewan kerbau,” ucap Yendisno kepada awak media.

Jadi dalam hal pelaksanaan ini menandakan sebagai bukti bahwa dari pihak keluarga terkait dengan ritual ini betul-betul melaksanakan kegiatan secara benar baik dan sesuai hukum adat istiadat Dayak Maanyan Paju Sapuluh.

Yendisno berharap, bahwa dengan dilaksanakan kegiatan ini adalah merupakan suatu momen dalam masyarakat kita secara kekeluargaan untuk selalu membangun tali persaudaraan, saling support mendukung dalam hal kerjasama.

“Karena inilah satu-satunya momen dari segi hukum adat dan ritual-ritual adat yang kemudian akan menjadikan sebagai suatu titik bahwa kerjasama yang artinya walaupun kita berada dalam era kemajuan jaman tapi tidak tergerus oleh jaman, Itu adalah suatu harapan dari keluarga semua dan masyarakat,” harapnya.

Yendisno menuturkan, ritual puncak dilaksanakan pada jam 15.00 WIB, kegiatan Balian, mantera dan Pahuyungan sangat padat dari tadi pagi termasuk berbagai hal yang dikerjakan oleh para Mantir Balai, Mantir Adat Desa dan tokoh-tokoh Adat.

“Ritual harus disesuaikan kalau memang rentetannya ada bagian-bagian yang belum selesai untuk ke arah puncak pelaksanaan, ritual itu tidak bisa dilaksanakan, karena Baluntang itu tidak bisa didirikan sembarangan”, paparnya.

Lanjut Yendisno, apabila segala kegiatan di balai dan yang lainnya itu sudah selesai dan tinggal memasuki acara puncak Nganpinri Baluntang, disitulah nanti kerbau itu akan diikatkan, kemudian akan di laksanakan kegiatan penombakan.

“Setelah selesainya rangkaian upacara ritual ini nanti, berarti pihak keluarga secara nyata telah melaksanakan apa yang menjadi dasar di dalam kehidupannya semua terkabul dan sudah dipenuhi secara hukum adat”, tutup Yendisno.

Pada kesempatan itu, Bunan Nataloto mengucapkan rasa syukur karena melakukan ritual adat dari awal hingga ke puncak acara yang berjalan dengan baik dan lancar.

“Terimakasih kepada semua pihak yang turut serta mengikuti proses acara ini, dan semoga dengan terlaksana nazar ini keluarga diberikan ketentraman dan kedamaian,” pungkasnya. (BRP)

Pos terkait